Jakarta - Pria berinisial L, pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, 28 Maret 2021. Sebelum berangkat ke gereja ini, ia membuat surat wasiat kepada ibunya, isinya pamit, siap mati syahid. Setelah itu ia bersama YSR, istri yang ia nikahi enam bulan lalu, boncengan naik motor dengan nomor polisi DD 5984 MD. L dan YSR meledak sebelum berhasil menerobos ke dalam gereja.
L berusia 26 tahun, bersama YSR tinggal di Jalan Tinumbu I Lorong 132, Kelurahan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar.
Orang-orang di sekitar rumahnya mengenal L sebagai sosok pria yang sabar. Dan walau pendiam, masih mau bergaul dengan tetangga. Ia anak sulung dari dua bersaudara. Ayahnya meninggal ketika L berusia 5 tahun. Ia menjadi anak yatim sejak itu.
L menunjukkan perubahan saat berusia 26 tahun, berhenti kuliah di sebuah perguruan tinggi di Makassar. Ia menjadi lebih pendiam, jarang berkumpul dengan tetangga. Ia juga menjadi sering pulang malam. Orang-orang sekitar berpikir ia ikut pengajian-pengajian, entah pengajian apa. Ibunya sebenarnya tidak setuju L berhenti kuliah, tapi L tidak bisa menerima nasihat ibunya untuk tetap kuliah.
Laki-laki berinisial L mengendarai sepeda motor bernomor polisi DD 5984 MD, membonceng perempuan berinisial YSR, pasangan suami-istri terduga pelaku pengeboman Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu, 28 Maret 2021. (Foto: Tagar/Istimewa)
L menjadi sosok yang keras, sering menegur ibunya ketika ibunya itu melakukan sesuatu yang menurutnya salah, misalnya ibunya melakukan ritual adat yang namanya barazanji. Menurut L, barazanji adalah bid'ah, tidak boleh. L juga tidak mau makan ayam atau sapi kalau bukan dia sendiri yang menyembelih.
Pada waktu kemudian L menikah dengan YSR, meninggalkan rumah ibu, selanjutnya tinggal di rumah kontrakan di Kelurahan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala. Rumah kontrakan mereka ini sudah digeledah polisi.
Orang-orang sekitar tidak tahu asal-usul YSR, tidak tahu menikah di mana, tidak melibatkan kantor urusan agama setempat.
Saat ramai pemberitaan bom di Gereja Katedral Makassar, para tetangga tidak menyangka pelakunya adalah L. Sampai kemudian berita menyebutkan L adalah warga Kelurahan Bunga Ejaya, para tetangga langsung yakin L yang dimaksud adalah Lukman.
Setelah mengetahui L adalah pelaku bom tersebut, para tetangga tidak membenci keluarga Lukman. Mereka justru kasihan kepada ibu dan adik L. Ibu L jualan di warung, dibantu adik perempuan L, bekerja keras untuk kuliah L, tapi L malah berhenti di tengah jalan dan masuk aliran sesat.
Para tetangga juga tidak keberatan jasad L dan istrinya dikubur di pemakaman dekat rumah ibunya.
Kemudian diketahui L dan YSR dinikahkan seorang bernama Risaldi, enam bulan lalu. Risaldi adalah anggota kelompok teror Jamaah Ansharut Daulah, tersangka teroris yang tewas saat akan ditangkap di perumahan Villa Mutiara Biru, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Rabu, 6 Januari 2021. Risaldi juga terlibat operasi Joli di Filipina pada 2012.
Kisah L, pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar ini berdasarkan keterangan Hamka, Ketua RW 1 Jalan Tinumbu I, Kelurahan Bunga Ejaya, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, juga berdasarkan penjelasan Kapolri Listyo Sigit Prabowo, kepada wartawan, Senin, 29 Maret 2021.
Berita sebelumnya
- Beli Bahan Peledak Sebelum Hari H Bom Gereja Katedral Makassar
- L dan YSF, 6 Bulan Nikah Lalu Ngebom Gereja Katedral Makassar
- Foto-foto Pelaku Bom Bunuh Diri Gereja Katedral Makassar