Singkil - Puluhan warga yang tergabung dalam Pemuda Pemudi Pasar Singkil (PPPS), di Aceh Singkil menggalang donasi untuk korban bencana polusi asap yang terjadi di Provinsi Riau.
Eko Firdaus, penanggung jawab penggalangan dana, Jumat 20 September di Singkil kepada Tagar, mengatakan polusi asap adalah bencana skala nasional yang kerap melanda di beberapa daerah tanah air yang salah satunya Provinsi Riau.
"Permasalahan ini seakan langganan masyarakat daerah Provinsi Riau setiap tahunnya, sehingga sangat meresahkan sekali, bahkan negara tetanggapun ikut terdampak polusi asap kiriman, sebagaimana kita lihat sejumlah pemberitaan media-media nasional dan media sosial polusi asap mulai mendekati bahaya akut," katanya.
Berdasarkan komunikasi seluler dengan sejumlah rekan sejawat di Riau, kata Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara(Umsu) jurusan Ilmu Administrasi Publik(IAP) itu, bencana asap di sejumlah pemukiman masyarakat Riau sangat memprihatinkan akibat kebakaran hutan yang meluas, sehingga aktivitas masyarakat banyak terhambat, akibat bencana asap yang merebak selama tiga bulan terakhir.
Eko mengatakan, penggalangan dana yang dilaksanakan pihaknya dimulai sejak kemarin Kamis 19 September kemarin dan akan dilaksanakan sepekan kedepan, yakni sampai hari Senin ini 23 September 2019.
"Penggalangan dana kemampuan kami, hanya sebatas Riau, bila nanti sudah terkumpul, akan ditransferkan ke posko bencana daerah diranah melayu itu ," ujarnya.
Menurutnya, hal ini harus cepat tertangani, karena dampak lingkungan sangat negatif pada masyarakat luas, apalagi seperti anak-anak yang rentan terkena Infeksi Saluran Paru-paru (ISPA).
Sementara, Hajjah Marlina warga Kalimantan tengah dihubungi Tagar, melalui layanan Whatsapp mengaku, masih banyak asap, terlebih pada malam hari, asapnya begitu pekat.
"Asap masih mengepung, apalagi dikawasan Sampit, Kalimantan Tengah, parah banget," ungkapnya.
Dikatakan, upaya pemadaman sudah dilakukan pemerintah setempat, dipinggir-pinggir jalan lintas mobil pemadam kebakaran(damkar) masih berusaha memadamkan, tapi kalau yang jauh-jauh dari jalan, ya warganya yang gotong royong menggunakan ember dan timba menyiram kebakaran lahan lahan gambut memggunakan air parit seadanya.
"Akibat peristiwa itu, anak sekolah diliburkan sudah sepekan ini, karena dikhawatirkan polusi asap yang mengandung karbon monoksida rentan terhadap anak-anak," ujarnya.
Sementara, lanjutnya, para pekerja kantoran sebahagian libur ada juga yang kerja dan pekerja buruh lainnya tetap beraktivitas. "Kalau nggak kerja ya nggak makan," tukasnya. []
Baca juga:
- Lahan Perkebunan Berdarah di Singkil, Aceh
- Ngebut dan Tak Pakai Helm, Pemotor Tewas di Singkil
- Disdukcapil Aceh Singkil Dapat Subsidi Blanko E-KTP