Pemprov Jatim Salurkan Bantuan ke Warga Awal Ramadan

Wagub Jatim Emil Dardak mengaku saat ini Pemprov sedang melakukan pendataan dan validasi terhadap penerima bantuan dampak Covid-19.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas bersama Fokopimda Banyuwangi melakukan rapat percepatan penanganan Covid-19 di Banyuwangi. (Foto: Tagar/Hermawan)

Surabaya - Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan mulai menyalurkan bantuan bagi warga terdampak Covid-19 atau virus corona pada awal Ramadan. Hal tersebut diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak.

"Momen-momen awal Ramadan ini, mudah-mudahan kalau tidak ada halangan ini bisa kita luncurkan ini sesuai arahan dari gubernur," ujarnya di Gedung Grahadi Surabaya, Jumat, 9 April 2020.

Nah, ini juga ada dua kategori organda. Kalau sopir itu biasanya mereka mitra hubungannya dengan perusahaan jadi kita bukan pegawai atau karyawan.

Emil mengaku data terkait kemiskinan mikro sudah dimiliki Kementerian Sosial masuk ke dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Padahal masyarakat rentan ekonominya terdampak akibat Covid-19 ini bisa saja berada di luar dari data Kementerian sosial.

Emil menjelaskan agar masyarakat tidak masuk DTKS, pemerintah baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota melakukan komunikasi dengan berbagai stake holder. Salah satunya menemui pengurus Organisasi Angkutan Darat (Organda) untuk meminta data penerima bantuan di sektor tersebut.

"Nah, ini juga ada dua kategori organda. Kalau sopir itu biasanya mereka mitra hubungannya dengan perusahaan jadi kita bukan pegawai atau karyawan. Tetapi ada juga di perusahaan itu statusnya karyawan," kata dia.

Mantan Bupati Trenggalek itu menyebut mempunyai skema untuk intervensi berbeda dengan durasi antara 2 sampai 3 bulan. Hal ini untuk melihat situasi selama masa tanggap bencana Covid-19 sampai akhir Mei 2020.

Menurut Emil, tantangan dalam pendataan ini adalah menentukan data by name by address, sehingga memerlukan identifikasi di lapangan. Untuk itulah, pihaknya berkonsultasi dengan setiap dinas, seperti halnya Dinas Perindustrian dan Perdagangan.

Tak hanya itu saja, Pemprov juga melakukan assesment terhadap kondisi pasar rakyat karena dalam survei yang masuk mengalami penurunan kunjungan dan omzet.

"Pedagang bahan pokok mungkin agak stabil, tetapi non bahan pokok justru lebih merasakan dampaknya," tuturnya.

Emil juga berkomunikasi dengan dinas terkait untuk melihat kondisi sektor pertanian dan dampaknya. Selanjutnya di Dinas Kebudayaan pariwisata. Di sektor ini untuk mengetahui dampak kepada pelaku seni budaya pariwisata.

"Dari biro kesra juga melihat mungkin di sektor keagamaan juga ada terdapak akibat ini," paparnya.

Suami Arumi Bachsin itu menegaskan agar tidak terjadi overlap diperlukan pendataan di lapangan lebih mendalam. Mengingat dalam dana desa juga akan dialokasikan untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT). Belum lagi BLT dari Kementerian Sosial diluar dari perluasan jumlah BPNT yang sebelumnya 15,2 juta menjadi 20 juta penerima se-Indonesia.

Bakorwil sedang mendata kebijakan-kebijakan di tingkat Pemerintah kabupaten/kota. Hasil pendataan tersebut ada daerah yang sudah menganggarkannya. Tetapi juga banyak daerah yang belum menganggarkan secara khusus untuk mitigasi. Rata-rata daerah hanya menganggarkan untuk pengadaan Alat Pelindung Diri (APD), penanganan medis.

"Tapi untuk mitigasi risiko sosial ekonomi belum. Disinilah kami akan memantau mematangkannya lagi," kata dia.

Banyuwangi Intensifkan Posko Pantau Pemudik

Jajaran Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) Banyuwangi terus mengantisipasi gelombang pemudik masuk ke wilayahnya. Hal itu untuk menekan penyebaran virus Corona atau Covid-19 di wilayah Banyuwangi. Untuk itu, Gugus Tugas Covid-19 Banyuwangi terus menyusun langkah mengantisipasi kedatangan para pemudik di daerahnya.

Banyuwangi harus mengantisipasi kedatangan pemudik seiring dengan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta.

"Sejumlah daerah dilaporkan telah kedatangan gelombang pemudik. Saya kira akan terjadi juga di Banyuwangi. Semua anggota gugus tugas harus lebih fokus lagi pada upaya pencegahan penyebaran," kata Dandim 0825 Banyuwangi Yuli Eko Purwanto

Kata dia, Jika tidak ada langkah pencegahan di khawatirkan kasus covid-19 akan lebih meningkat di Banyuwangi. Sementara itu, Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Yulius Azz Zaenal menambahkan Gugus Tugas akan meningkatkan pemantauan para pendatang di sejumlah cek poin, terutama pemantauan kesehatan

Pemudik perlu di-screening kesehatannya untuk meningkatkan pemantauan kesehatan.

"Pendataan akan menjadi dasar bagi tim untuk memantau kesehatan para pendatang. Petugas di cek poin wajib dilengkapi dengan tenaga medis dan alat-alat penunjang, seperti thermal gun," kata Zainal

Menurut Zainal, Alat Kelengkapan itu sangat penting untuk mengetahui warga pendatang dengan kondisi sehat atau tidak.

Kepala Kepolisian Resort Kota Banyuwangi Komisaris Besar Arman Asmara Syarifuddin menegaskan agar seluruh anggota Gugus Tugas memaksimalkan pemantauan serta pendataan. Tidak sekedar para pendatang, namun seluruh pasien yang ODP dan PDP yang melakukan karantina mandiri.

"Karena ini adalah salah satu kunci memutus mata rantai penyebaran. Kami minta masyarakat yang datang untuk mengoptimalkan ruang isolasi mandiri berbasis desa yang telah didirikan di setiap desa yang ada di Banyuwangi. Mereka harus mengikuti protokol yang telah sama-sama kita sepakati," kata Arman.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menambahkan, luas Kabupaten Banyuwangi menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh pihak untuk melakukan pemantauan. Namun dengan gotong royong dari seluruh pihak hingga aparat desa, maka upaya pencegahan akan bisa optimal.

"Bagi pendatang, silakan tinggal di rumah isolasi berbasis desa jika kondisi rumah yang bersangkutan tidak memungkinkan untuk isolasi mandiri. Rumah isolasi berbasis desa sudah ada total 212 rumah dengan hampir 500 kamar, yang kira-kira sekitar 1.000 bed dengan jarak yang diatur. Kebutuhan makannya dipenuhi teman-teman desa. Petugas Puskesmas juga berkoordinasi dengan kepala desa untuk memantau kesehatan,” ujarnya.

Anas mengatakan, bahwa memutuskan mata rantai penyebaran Covid-19 itu kuncinya ada pada kesadaran masyarakat untuk mau disiplin dan membatasi mobilitas. Masyarakat juga harus bersedia melakukan isolasi mandiri minimal selama 14 hari di rumah masing-masing.

Di Kabupaten Banyuwangi sendiri hingga hari ini Jumat 10 April 2020 terdacatat ada 499 orang bersetatus orang dalam pengawasan (PDP). Sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah 9 orang, dan orang positif terinfeksi covid-19 1 orang dan sudah dinyatakan sembuh. []

Berita terkait
Anggaran Naik, Warga Kota Batu Dijatah Rp 700 Ribu
Pemkot Baru menaikkan anggaran jaringan pengaman sosial dari Rp 600 ribu menjadi Rp 700 ribu per bulan bagi warga terdampak Covid-19.
Update Covid-19 Jatim: 11 Sembuh, Positif 27 Pasien
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebutkan tingkat kesembuhan pasien Covid-19 per Kamis 9 April 2020 tertinggi.
Cegah Corona, Pertamina Bali Optimalkan Pesan Antar
Pertamina MOR V Jatimbalinusra mengoptimalkan program Pertamina Delivery Service (PDS) selama pandemi Covid-19.