Pemerintah Diminta Bijak Sikapi Petisi Kartu Vaksinasi

Petisi tersebut menunjukkan masih banyak problem dalam realisasi vaksinasi.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/ist)

Jakarta - Kementerian Kesehatan RI menyayangkan kemunculan petisi 'Batalkan Kartu Vaksin sebagai Syarat Administrasi' di laman change.org, Petisi yang viral pada Selasa, 7 September 2021, berisi permintaan agar pemerintah mengevaluasi kembali aturan Sertifikat Vaksinasi sebagai syarat administrasi di sejumlah aktivitas.

Menyikapi hal itu, anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani, meminta pemerintah menyikapi dengan bijaksana petisi penolakan kartu vaksin yang telah ditanda tangani lebih dari 32 ribu orang.

"Pemerintah tidak bisa menyalahkan begitu saja kelompok masyarakat yang menyetujui petisi penolakan kartu vaksin sebagai syarat administrasi. Sikapi dengan bijaksana dan jadikan sebagai input bahan evaluasi dalam meningkatkan realisasi vaksinasi," kata Netty, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 11 September 2021.

Netty menilai, adanya petisi tersebut justru menunjukkan bahwa masih banyak problem dalam realisasi vaksinasi. Contohnya soal cakupan masyarakat yang menjadi target vaksinasi.

"Berdasarkan data 8 September lalu, baru 33,22 persen masyarakat yang disuntik dosis pertama, sementara yang menerima dosis kedua hanya 19,07 persen. Artinya masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan hak vaksinasinya," ujarnya.

Menurut Netty, dengan realisasi target yang masih rendah bagaimana mungkin semua orang diwajibkan memiliki kartu vaksin untuk beraktivitas di tempat publik. "Jangan sampai kewajiban kartu vaksin jadi kebijakan yang diskriminatif bagi masyarakat yang belum divaksin. Pastikan ada solusi yang bijaksana," ucap wakil sekretaris fraksi PKS tersebut.

Netty mengungkaplan ada banyak sebab yang membuat masyarakat belum divaksin, antara lain, kesulitan untuk mendapatkan vaksin gratis, terkendala komorbid, atau belum lama sembuh dari terinfeksi Covid-19.




Pemerintah tidak bisa menyalahkan begitu saja kelompok masyarakat yang menyetujui petisi penolakan kartu vaksin sebagai syarat administrasi. Sikapi dengan bijaksana dan jadikan sebagai input bahan evaluasi dalam meningkatkan realisasi vaksinasi.




"Belum lagi soal NIK error yang menghambat vaksinasi. Ini seharusnya menjadi bahan evaluasi pemerintah guna memperbaiki sistem penunjang," katanya.

Persoalan lain yang membuat masyarakat belum memiliki kartu vaksin, kata Netty, adalah aplikasi PeduliLindungi yang digunakan untuk mendapatkan kartu vaksin seringkali tidak bisa digunakan atau error. 

"Ada kasus di mana penumpang pesawat gagal terbang gara-gara aplikasinya error. Lalu keamanan data di aplikasi tersebut juga menjadi sorotan publik karena diduga bocor. Akhirnya masyarakat enggan mengisi aplikasi dan tidak bisa menunjukkan kartu vaksin," tambahnya.

Menurut Netty, hal-hal semacam itu harus diantisipasi oleh pemerintah agar tidak menurunkan kepercayaan masyarakat yang dapat memperlambat tercapainya kekebalan populasi.

"Kebijakan penggunaan kartu vaksin maupun aplikasi PeduliLindungi harus ramah ke semua kelompok masyarakat. Bukan hanya bagi masyarakat perkotaan tapi juga yang di desa. Apakah memang penggunaan aplikasi itu bisa diterapkan kepada mereka yang tidak terkoneksi internet maupun smartphone? Bahkan di kota seperti Jakarta pun masih ada pekerja harian dari desa yang tidak memiliki smartphone," katanya. []


Baca Juga :





Berita terkait
Penjual Jasa Cetak Kartu Vaksin di Marketplace Akan Ditindak
Dalam panduan tersebut masyarakat yang bepergian ke mal harus menunjukkan sertifikat vaksinasi Covid-19 atau kartu sudah vaksin Covid-19.
Bantuan Untuk Kartu Sertifikat Vaksin Covid-19 yang Bermasalah
Kartu sertifikat vaksi Covid-19 saat ini penting karena jadi syarat dalam melakukan perjalanan atau syarat akses ke sejumlah fasilitas publik
Ganjar Pranowo Kritik Syarat Kartu Vaksin ke Mal Tidak Adil
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melayangkan kritik terkait kebijakan mewajibkan pengunjung mal tunjukkan kartu vaksin tak adil.
0
Anak Idap Lumpuh Otak, Sang Ibu Perjuangkan Ganja Medis Legal di CFD
Seorang Ibu Viral setelah melakukan aksinya dalam berjuang melegalkan Ganja Medis di Indonesia demi anaknya yang mengidap lumpuh otak.