Semarang - Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) akan menyelenggarakan salat Idul Adha 1441 H, pada 31 Juli 2020. Hanya saja, salat Idul Adha kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya, karena di tengah pandemi Covid-19.
Sekretaris Pelaksana Pengelola MAJT, Muhyiddin mengatakan untuk pelaksanaan salat Idul Adha tahun ini akan diterapkan protokol kesehatan dengan mengurangi jumlah jemaah. Nantinya, pelaksanaan salat Idul Adha, MAJT Semarang hanya bisa diikuti 3.500 jemaah atau sepertiga kapasitas.
Untuk tata cara pelaksanaan salat Idul Adha berjemaah di masjid, nantinya akan ada kewajiban setiap jamaah yang melaksanakan sholat mengenakan alat pelindung diri (APD).
"Kemungkinan besar masjid mengadakan salat Idul Adha secara berjemaah, walau dengan jumlah jemaah terbatas. Dan tetap menerapkan SOP protokol kesehatan," ujarnya kepada Tagar, Kamis, 16 Juli 2020.
Muhyuddin mengatakan jika kondisi normal, kapasitas Masjid Agung Semarang bisa menampung sekitar 10 ribu jemaah. Setelah jemaah terlihat penuh, dan sudah menempati safnya masing-masing, kata dia, pintu masjid akan ditutup. Hal ini dilakukan agar tidak menjadi klaster baru dari penyebaran Covid-19.
Baca juga:
- Salat Idul Adha dan Kurban Masa Pandemi Covid-19
- MUI Kota Depok Keluarkan Fatwa Salat Idul Adha
- Protokol Salat Idul Adha Kota Tangerang
"Untuk tata cara pelaksanaan salat Idul Adha berjemaah di masjid, nantinya akan ada kewajiban setiap jamaah yang melaksanakan sholat mengenakan alat pelindung diri (APD). Seperti wajib memakai masker, membawa perlengkapan salat sepert sajadah, mukena sendiri, dan pengaturan jarak saf, antar jemaah sekitar satu meter," tuturnya.
Sedangkan dalam tata cara pelaksanaannya, kata dia, sama seperti pelaksanaan dengan salat fardhu berjamaah dan salat Jumat. "Tapi, bedanya saat pelaksanaan salat Idul Adha nanti jemaahnya akan lebih banyak, "imbuhnya.
Sehingga, pihaknya akan menambah jumlah petugas, khususnya yang akan mengatur dan mengawasi jemaah mulai dari masuk masjid sampai pulang. "Sebelum masuk ke area masjid, jemaah datang akan dicek suhu tubuhnya dengan thermo gun, dan mengenakan APD, serta mengatur barisan atau jarak saf setiap jamaah," katanya.
Begitu juga terkait acara penyembelihan hewan qurban, lanjut dia tidak semua hewan disembelih di area MAJT. "Namun, ada sebagian hewan qurban diserahkan ke kiai dan sejumlah pondok pesantren dalam kondisi hewan qurban masih hidup, "katanya.
Kegiatan penyembelihan hewan qurban yang dilakukan di masjid, lanjut dia, dagingnya hanya yang diperuntukkan untuk internal masjid.
"Seperti para pegawai, diantaranya petugas kebersihan, parkir dan pengurus masjid serta warga sekitar masjid," ucapnya.
Untuk proses penyembelihan hewan qurban pun kali ini tidak untuk diperlihatkan ke masyarakat umum. Yang boleh melihat proses penyembelihan cuma Mudhahhy atau Sahibul kurban.
"Biasanya mereka ingin mengecek kondisi hewan kurbannya, dan memesan daging kurban tersebut, "katanya.
Nanti juga, jelas dia, masjid tidak mengadakan pembagian daging qurban secara massal yang berpotensi menciptakan kerumunan. Daging qurban akan disalurkan langsung ke rumah masing-masing penerima. "Gerbang maajid akan ditutup, sehingga tidak ada masyarakat umum yang datang untuk menyaksikan proses penyembelihan kurban.
"Untuk proses penyembelihan hewan qurban itu sudah dilakukan petugas tersendiri. Begitu juga dengan pembagian akan diberikan ke rumah masing-masing penerima," ucapnya. []