Jakarta – Di tengah terpaan Covid-19 yang melanda, Indonesia terus mengenjot pariwisata untuk memulihkan ekonomi kreatif di Tanah Air, termasuk mempercepat pembangunan kawasan pariwisata Borobudur Highland yang terletak di perbukitan Menoreh, Magelang, Jawa Tengah.
Tak tangung-tangung Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno memproyeksi nilai infrastruktur dasar proyek tersebut sebesar Rp 350 triliun.
“Percepatan pembangunan meliputi rencana pembangunan jalan untuk memudahkan akses menuju Borobudur Highland,” kata Menteri Sandiaga dalam keterangan tertulis, Kamis, 24 Juni 2021.
Ia menargetkan pembangunan di lahan seluas 309 hektare ini akan rampung pada akhir Desember 2021, kemudian kawasan ini akan menjadi salah satu pusat pariwisata terbaik di Indonesia.
Kita harapkan ini dapat menggerakkan ekonomi membangkitkan harapan semangat masyarakat untuk pulih di tengah pandemi dan tantangan ekonomi.
Hal ini dilakukan sebagai upaya dalam memulihkan perekonomian masyarakat Indonesia yang terpuruk akibat pandemi Covid-19 yang hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda akan berakhir.
“Kita harapkan ini dapat menggerakkan ekonomi, membangkitkan harapan, semangat masyarakat untuk pulih di tengah pandemi dan tantangan ekonomi,” ucapnya.
Selain itu, Sandiaga juga mengusulkan untuk menghadirkan acara-acara yang berbasis eco tourism dan sport tourism di lokasi tersebut, untuk menarik wisatawan berkunjung ke kawasan wisata itu.
“Tentunya gelaran event tersebut dilakukan dalam bingkai protokol kesehatan yang ketat dan disiplin,” ujar Menteri Sandiaga.
- Baca Juga: Menparekraf: Borobudur Awal Kebangkitan Ekonomi Pariwisata
- Baca Juga: Sandiaga Uno Luncurkan Trial of Civilization Candi Borobudur
Dari data kementerian Pariwisata, kawasan Borobudur Highland berada di perbukitan Menoreh, yakni di perbatasan antara Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dengan Kabupaten Purworejo dan Magelang, Jawa Tengah.
Total luas kawasan pariwisata tersebut adalah 309 hektar. Lahan seluas 50 hektar akan bersertifikat HPL (Hak Pengelolaan), sedangkan lahan seluas 259 hektar dikelola dalam bentuk kerja sama antara BOB dengan Perhutani. []
