Pembangunan Aceh Dapat Dukungan Dunia, Ini Alasannya

Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengatakan pembangunan Aceh melibatkan banyak negara.
57 Etase Militer dari 21 negara hadir di Banda Aceh, Selasa 6 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Fahzian Aldevan)

Banda Aceh - Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengatakan pembangunan Aceh melibatkan banyak negara. Hal itu dikatakannya dihadapan 57 Etase Militer dari 21 negara di Banda Aceh pada Selasa, 6 Agustus 2019.

"Prestasi Aceh adalah bagian dari prestasi dunia. Bapak dan ibu memiliki rekam jejak dalam pembangunan kembali Aceh," kata Nova di Banda Aceh, Selasa, 6 Agustus 2019.

Aceh adalah 'bayi' anda yang kini telah menginjak remaja.

Dia mengajak Etase Militer dari 21 negara itu bisa mempromosikan Aceh ke negara tempat mereka berasal.

Etase Militer dari berbagai negara Hadir di AcehEtase Militer dari 21 negara hadir di Banda Aceh pada Selasa, 6 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Fahzian Aldevan)

"Aceh adalah 'bayi' anda yang kini telah menginjak remaja. Kami mengajak Bapak dan Ibu semua untuk tetap mendukung Aceh," ucap dia.

Menurut dia, keberhasilan rakyat Aceh dalam menyelesaikan konflik, proses rehabilitasi dan rekonstruksi, tidak terlepas dari solidaritas Internasional.

Dia mengakui pembangunan Aceh pasca tsunami dan gempa hingga perdamaian Aceh, semua didukung oleh kedermawanan internasional.

Kata Nova, khusus perdamaian Aceh pasca bencana lalu merupakan prestasi yang diakui dunia. Dari sejak itulah banyak yang belajar merawat perdamaian serta rehabilitasi dan rekonstruksi di Aceh.

Dia menuturkan sekarang ini Aceh sedang membutuhkan investasi untuk pembangunan. Untuk itu, Pemerintah Aceh telah membuat kebijakan dan insentif bagi investor dapat menanamkan modal di Aceh.

Ada beberapa kawasan yang diperuntukkan agar investasi dapat hadir di Aceh dengan basis saling menguntungkan, seperti kawasan ekonomi khusus, Arun Lhokseumawe, kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Sabang, serta kawasan Industri Ladong dan Lampulo.

"Aceh juga terletak pada posisi strategis dalam geoekonomi, geostrategic dan geopolitk global," tuturnya.

Semakin berkembangnya pembangunan di negara-negara Samudera Hindia melalui inisiatif, seperti Indian Ocean Rim Association dan Indo-Pacific Partnership, telah menempatkan Aceh sebagai lokasi yang sentral dalam meningkatkan inisiatif global.

Sementara, Dean of Milat Corps, Dominique Bulungol mengatakan pihaknya memandang pembangunan Aceh paska konflik dan Tsunami sudah sangat membanggakan. Karena itu, mereka ingin melihat Aceh secara langsung.

"Saat ini progres ekonomi Indonesia sudah sangat baik, kami percaya dalam 5 tahun ke depan akan lebih baik," kata Dominique, Etase Militer asal Papua New Guinea.[]

Baca juga:

Berita terkait