Pelatih Asing Sebaiknya Dilarang Latih Tim Liga 2

Pelatih asing tak hanya melatih klub Liga 1 tetapi juga merambah tim Liga 2. PSSI didesak melarang pelatih asing melatih tim Liga 2.
Tim Liga 2 Mitra Kukar ditangani pelatih asal Spanyol Rafael Berges Marin saat berkompetisi di musim lalu. (Foto: Tagar/Gonang Susatio)

Jakarta - Pelatih asing sudah menguasai sepak bola nasional. Mayoritas klub Liga 1 ditangani pelatih asing. Ironisnya, klub-klub Liga 2 pun mulai melirik pelatih asing. Ini mengakibatkan pelatih lokal kian sulit mendapatkan klub. Mereka mendesak PSSI agar melarang klub Liga 2 memakai pelatih asing.

Pelatih dari luar Indonesia tidak hanya menyerbu klub-klub Liga 1. Mereka sudah merambah klub-klub di kasta bawah. Apalagi tidak ada aturan yang mewajibkan klub Liga 2 memakai pelatih lokal.

Musim lalu, PSIM Yogyakarta sempat memakai pelatih asal Montenegro Vladimir Vujovic. Sementara, Mitra Kukar ditangani pelatih asal Spanyol Rafael Berges Marin.

Untuk pemain asing tidak boleh di Liga 2. Tetapi pelatih asing masih diizinkan. Kami tentu kecewa karena tidak mendapat kesempatan melatih di Liga 2

Meski memakai jasa pelatih asing, dua klub itu tak berdaya di Liga 1. Bahkan Vujovic sudah meninggalkan PSIM di pekan-pekan awal kompetisi. Sedangkan pencapaian Rafael Berges masih lebih baik karena membawa Mitra Kukar ke 8 Besar. Hanya, dia gagal meloloskan Naga Mekes promosi ke Liga 1.

Semen Padang yang kembali turun kasta juga mempertahankan pelatih Eduardo Almeida. Meski gagal mengangkat prestasi Semen Padang, namun pelatih asal Portugal ini tetap akan menangani tim di Liga 2.

Kehadiran pelatih asing di Liga 2 menjadi sorotan karena mematikan potensi pelatih lokal. Ironis karena PSSI mendorong dan menetapkan pelatih harus mengambil lisensi kepelatihan AFC bila ingin menangani klub profesional. Namun di sisi lain, PSSI malah membuka keran bagi pelatih asing untuk klub Liga 2.

"Terus terang bila klub Liga 2 ditangani pelatih asing, lalu bagaimana dengan nasib pelatih lokal. Di satu sisi, PSSI mendorong pelatih agar mengambil lisensi kepelatihan AFC. Klub Liga 2 harus dilatih pelatih yang punya lisensi minimal B AFC. Namun setelah banyak pelatih memiliki lisensi itu, klub Liga 2 saja malah memakai pelatih asing," ucap Joko Susilo, mantan pelatih PSCS Cilacap.

Menurutnya PSSI harus mengeluarkan aturan klub Liga 2 tidak diizinkan memakai pelatih asing. Apalagi, selama ini klub dari kasta kedua ini sudah tidak boleh lagi menggunakan pemain asing.

"Untuk pemain asing tidak boleh di Liga 2. Tetapi pelatih asing masih diizinkan. Kami tentu kecewa karena tidak mendapat kesempatan melatih di Liga 2. Padahal kami sudah mengeluarkan dana tidak sedikit untuk mengambil lisensi AFC," ujarnya.

Kualitas Pelatih Lokal Tak Berbeda dengan Asing

Joko yang sukses mengantarkan Persiwa Wamena promosi ke Divisi Utama (saat itu kasta tertinggi liga) 2005 menyatakan bila kualitas pelatih lokal tidak berbeda jauh dengan pelatih asing yang datang ke Indonesia. Bahkan banyak di antara mereka yang gagal dan membuat tim yang ditanganinya terdegradasi.

PSS Sleman justru meraih sukses sat ditangani pelatih lokal, Seto Nurdiyantoro. Dirinya membawa PSS juara Liga 2 2018. Di kasta tertinggi, Liga 1 2019, PSS pun mampu menduduki peringkat delapan. Sementara pelatih asing Semen Padang dan Kalteng Putra gagal membawa tim bertahan.

Vladimir VujovicPelatih asal Mintenegro Vladimir Vujovic (kanan) sempat menangani klub Liga 2 PSIM Yogyakarta musim lalu. Namun dia gagal total dan mundur di pekan-pekan awal kompetisi. (Foto: Tagar/Gonang Susatio)

Bali United memang menjadi juara liga bersama pelatih asal Brasil Stefano 'Teco' Cugurra. Namun pencapaian prestasi yang fenomenal justru diraih pelatih lokal, Aji Santoso. Pelatih asal Malang ini sukses mengangkat performa Persebaya. Dari tim yang terpuruk saat ditangani pelatih asal Austria Wolfgang Pikal, Persebaya mampu menjadi runner up liga di bawah asuhan Aji.

"Pelatih Aji maupun Seto menunjukkan bila yang lokal tidak kalah kualitas. Dan tiga tim yang terdegradasi ditangani pelatih asing. Bila mereka datang di tengah kompetisi, Aji juga datang ke Persebaya di tengah kompetisi," kata Joko lagi.

"Saya tak mempermasalahkan bila pelatih asing memang punya kualitas dan lebih bagus daripada kami. Tetapi kenyataannya banyak yang kualitasnya tak berbeda dengan kami. Padahal ini bisa berdampak pada timnas," ucapnya.

Joko berharap PSSI bisa memberdayakan pelatih lokal karena mereka memang punya kualitas. Menurutnya PSSI merupakan induk dari para pelatih nasional. Ini yang menjadikan mereka menaruh harapan kepada PSSI untuk melakukan perubahan.

"Ini tidak bisa dibiarkan. Saya menyuarakan para pelatih berlisensi B maupun A AFC yang sulit mendapatkan klub karena pelatih asing yang menjadi prioritas. Federasi harus punya standar tinggi untuk pelatih asing sehingga yang datang ke Indonesia tidak sembarangan," kata Joko.

"Selama ini kami dituntut mengambil lisensi AFC. Setelah mendapatkan lisensi lalu bagaimana karena banyak di antara mereka yang tidak mendapat klub," ujar dia memungkasi. []

Berita terkait
Semen Padang FC Pertahankan Pelatih Asing di Liga 2
Semen Padang FC mempertahankan pelatih asal Portugal Eduardo Almeida untuk menangani tim menghadapi kompetisi Liga 2 musim 2020.
Bukan Mitra Kukar Tapi Persis yang Lolos 8 Besar
Persis Solo yang berhak lolos ke 8 Besar Liga 2 karena selisih golnya lebih baik dibandingkan Mitra Kukar. Persis yang seharusnya di posisi 4.
Derbi Mataram Berakhir Rusuh Saat Persis Taklukkan PSIM
Derbi Mataram berakhir rusuh saat PSIM Yogyakarta dikalahkan Persis Solo 2-3 di Stadion Mandala Krida, Senin 21 Oktober 2019.