Jakarta - Psy war sudah dilontarkan menjelang duel Tottenham Hotspur melawan Ajax Amsterdam di semifinal pertama Liga Champions. Pelatih Ajax, Erik ten Hag membantah tudingan manajer Tottenham Mauricio Pochettino soal penundaan pertandingan Ajax di Eredivie Belanda.
Pertandingan akhir pekan Liga Belanda ditunda agar Ajax bisa melakukan persiapan maksimal menghadapi Tottenham. Apalagi, Ajax harus melakoni laga tandang di semifinal pertama ini.
Penundaan pertandingan liga itu dikritik Pochettino sebagai tindakan tidak adil. Pasalnya, Tottenham tetap melakoni pertandingan Liga Premier Inggris. Dan, tampil di kandang sendiri, The Lilywhites dipaksa menyerah 0-1 oleh West Ham United dalam London Derby.
Namun Ten Hag tegaskan Tottenham tidak bisa meminta libur dari kompetisi Inggris karena faktor uang. Menurut dia Tottenham tetap harus menjalani laga dengan jadwal yang padat karena uang yang masuk ke klub tidak kalah besar.
"Saya tak bisa banyak bicara," kata Ten Hag menanggapi kritikan Pochettino.
"Situasinya memang berbeda. Kami berkompetisi di Eredivisie yang mendapat pemasukan dari televisi hanya sebesar 10 juta euro (Rp 159 miliar). Dan, Tottenham? Saya tidak tahu berapa yang mereka dapat. Yang jelas mereka mendapat jauh lebih besar," ujarnya.
"Ini tidak adil bagi mereka atau kami? Semua menghadapi situasi yang berbeda satu dengan yang lain. Terpenting bagaimana Anda bisa menghadapinya," kata Ten Hag lagi.
Berbeda dengan Tottenham pula, Ajax sudah melakoni pertandingan di Liga Champions dari babak kualifikasi. Babak itu sendiri sudah dimulai pada bulan Juli saat liga lain masih libur kompetisi.
Sukses melewati babak kualifikasi, Ajax bahkan mampu melaju sampai semifinal dengan menyingkirkan dua raksasa Eropa, Real Madrid dan Juventus. Padahal, Ajax bermaterikan pemain muda dan hanya sedikit pemain yang termasuk senior seperti Dusan Tadic (30) dan eks Manchester United, Daley Blind (29). Tim justru dimotori oleh bintang muda seperti Frenkie De Jong (21) dan kapten Matthijs De Ligt yang masih berusia 19.
"Kami tak ingin berhenti. Sungguh luar biasa kami bisa mencapai semifinal. Pasalnya, di awal musim, tak ada yang memprediksi tim Belanda bakal lolos ke semifinal. Ini bisa terjadi karena kami punya moto, bila kami telah mencapai sesuatu, kami tentu ingin lebih. Kami tidak ingin berhenti," ujarnya. []
Baca juga:
- Jadwal Semifinal Pertama Liga Champions
- Lawan Ajax, Tottenham Kehilangan Lima Pemain Kunci
- Kejutan, Singkirkan Juventus, Ajax ke Semifinal
- Juventus vs Ajax, Ronaldo Tak Akan Dikawal De Ligt