PBB Sebut India Bakal Salip China Jadi Negara dengan Penduduk Terbanyak

Dua raksasa Asia, China dan India, akan menyumbang angka 3 miliar penduduk dari total 8 miliar penduduk dunia
Ilustrasi - Keramaian masyarakat di sebuah pasar yang ada di New Delhi, India (Foto: dw.com/id - Kabir Jhangiani/ZUMA Press/picture alliance)

TAGAR.id - Menurut perkiraan PBB, India bakal memiliki penduduk terbanyak di dunia pada pertengahan tahun 2023 ini. Dua raksasa Asia, China dan India, akan menyumbang angka 3 miliar penduduk dari total 8 miliar penduduk dunia.

India akan mengambil alih posisi China sebagai negara terpadat di Bumi dalam paruh kedua tahun ini, demikian menurut perkiraan yang diterbitkan oleh sebuah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu, 19 April 2023.

Laporan enam bulanan dari Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-bangsa (UNFPA) itu memperkirakan jumlah penduduk India bakal mencapai 1.4286 miliar di akhir Juni mendatang. Sementara China untuk waktu yang sama hanya akan mencapai 1.4257 miliar populasi.

Peningkatan ini akan membuat angka populasi India sekitar 3 miliar lebih besar dibanding China, yang mencatat tahun pertamanya tanpa pertumbuhan populasi dalam beberapa dekade pada tahun 2022.

Laporan itu juga menyebut jumlah populasi Bumi pada akhir Juni mencapai 8.045 miliar, dengan perkiraan India dan China menyumbang angka sekitar 2.85 miliar.

Pasar Chandni Chowk New Delhi IndiaFoto keramaian jalanan di Pasar Chandni Chowk, New Delhi, India, pada 15 November 2022 (Foto: dw.com/id - Vijay Pandey/ZUMA Press/picture alliance)

Jumlah populasi masih perkiraan

Sensus resmi terakhir di India dilakukan pemerintah pada tahun 2011, artinya jumlah populasi itu masih perkiraan. Sementara untuk China, data resmi terbarunya juga kemungkinan masih memiliki kesalahan.

Sensus tahun 2021 di India ditunda oleh Perdana Menteri Narendra Modi. Saat itu, dia beralasan pandemi Covid-19.

Sejak saat itu, proses sensus yang tertunda kemudian dihambat oleh masalah logistik, bahkan ada dugaan pemerintah sengaja mengulur waktu setidaknya hingga Pemilu 2024 India selesai.

Sejak tahun 1950, jumlah populasi india meningkat tiga kali lipat. Dari perkiraan semula hanya 360 juta orang, kini mendekati 1,5 miliar penduduk.

Kendati demikian, pengaruh ekonomi India masih terbilang kecil dibanding China, dengan PDB yang hampir setara dengan Inggris dan Prancis, dua negara yang memiliki demografi setidaknya 65 juta orang.

2022, tahun pertama China alami penurunan populasi dalam beberapa dekade

Kurva pertumbuhan populasi China yang meningkat dari 580 juta dalam sebuah sensus tahun 1953 menjadi 1.4 miliar di tahun 2018, telah menunjukkan tanda-tanda mendatar selama bertahun-tahun.

Pemerintah di Beijing pun dengan gamblang melarang kebijakan satu anak, yang diterapkan saat puncak pertumbuhan populasi pada tahun 2015 dalam upaya mencoba mengendalikan jumlah penduduk. Dan kemudian menetapkan batas dua anak.

Dalam hampir satu abad, populasi dunia bertambah dari 2 miliar jadi 8 miliar

Peningkatan populasi di dua raksasa Asia ini menggambarkan juga percepatan pertumbuhan penduduk dunia selama kurang dari 100 tahun.

Diperkirakan populasi dunia telah mencapai angka 2 miliar di akhir tahun 1920an, sebelum lonjakan tajam di sekitar tahun 1950 hingga 2010.

Saat ini, setidaknya ada 8 miliar manusia di Bumi. PBB memprediksi jumlah itu bakal naik sedikit demi sedikit dalam beberapa dekade menjadi 10 hingga 11 miliar sebelum akhirnya mendatar.

Pada tahun 2050, PBB memprediksi 8 negara di Asia dan Afrika bakal menyumbang lebih dari setengah pertumbuhan yang tersisa. Negara tersebut adalah Kongo, Mesir, Etiopia, India, Nigeria, Pakistan, Filipina dan Tanzania.

perawat rawat bayi di chinaDua orang perawat di China tampak tengah mengurusi dua bayi yang baru lahir di rumah sakit di Yongzhou, China. (Foto: dw.com/id - Jiang Keqing/Xinhua/picture alliance)

PBB singgung narasi negatif soal kelebihan penduduk

UNFPA pada Rabu, 19 April 2023, juga memperingatkan supaya tidak memandang pesatnya pertumbuhan ini secara negatif, dengan mengatakan bahwa hal ini tak lain merupakan tanda kesuksesan umat manusia saat ini.

Mereka menyebut kekhawatiran sejumlah orang "menyebabkan kecemasan dan mendorong banyak pemerintah untuk mencoba mempengaruhi tingkat kesuburan."

Mereka mengatakan, pertanyaan pentingnya adalah bukan tentang berapa banyak anak yang dimiliki seorang perempuan atau kapan, tapi soal apakah keputusan itu benar-benar miliknya. Selain itu juga ada soal sudut pandang dari perkembangan dan kemajuan.

"Hubungan antara otonomi reproduksi dan kehidupan yang lebih sehat adalah kebenaran yang tidak bisa dibantahkan," kata Direktur Eksekutif UNFPA Natalia Kanem.

Hingga saat ini, PBB menyebut setidaknya 24% perempuan dan anak perempuan di seluruh dunia mengaku mereka merasa tidak dapat menolak berhubungan seks. Sementara 11% mengatakan tidak punya keputusan soal alat kontrasepsi.

Kesetaraan gender merupakan hal yang sangat penting bagi negara dengan pertumbuhan penduduk rendah, supaya dapat memastikan lebih banyak perempuan yang tersedia untuk mengisi kekosongan di pasar tenaga kerja.

Namun, dia menyayangkan bahwa hal ini tidak menjadi tanggapan atas laporan terbaru pada bulan November tentang populasi Bumi yang mencapai 8 miliar.

"Sebaliknya, banyak tajuk berita yang memperingatkan bahwa dunia sedang mengalami kelebihan populasi," ujarnya, oleh karena itu hak-hak dan potensi individu menjadi "memudar". [mh/gtp (AFP, Reuters)]/dw.com/id. []

Berita terkait
PBB Sebut India Mengarah ke Negara Berpenduduk Terbanyak di Dunia Lampaui China
India dalam jalur menuju negara berpenduduk terbanyak di dunia, melampaui China dengan selisih 2,9 juta orang pada pertengahan 2023