Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah pada perdagangan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak menguat seiring suasana yang semakin membaik pasca aksi massa. Aksi memprotes hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) tersebut sempat ricuh.
"Situasi membaik, nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS. Pagi ini mata uang kuat Asia, yen, dolar Hong Kong dan dolar Singapura kompak dibuka menguat terhadap dolar AS, yang kemungkinan bisa menjadi sentimen penguatan rupiah hari ini," kata Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Jumat, dilansir dari Antara.
Situasi membaik, nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS. Pagi ini mata uang kuat Asia, yen, dolar Hong Kong dan dolar Singapura kompak dibuka menguat terhadap dolar AS, yang kemungkinan bisa menjadi sentimen penguatan rupiah hari ini
Selain itu, penurunan harga minyak mentah berdampak positif bagi rupiah. Harga minyak mentah untuk jenis WTI kembali turun menjadi 57,91 dolar AS per barel atau turun hampir 5 persen. Penurunan minyak akibat perang dagang AS China ini sebenarnya bisa memperlambat ekonomi global.
"Perlambatan ekonomi ini akan membuat permintaan energi juga melambat, bahkan turun di tengah suplai minyak yang masih cukup besar saat ini," kata Lana.
Dia memprediksi hari ini rupiah akan menguat menuju kisaran antara Rp 14.450 per dolar AS hingga Rp 14.480 per dolar AS.
Hingga pukul 10.41 WIB, rupiah menguat 11 poin atau 0,08 persen menjadi Rp 14.469 per dolar AS, dibandingkan hari sebelumnya Rp 14.480 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp 14.451 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp 14.513 per dolar AS. []
Baca juga: