Para Dubes Bertekad Pasarkan Kopi Indonesia

Sejumlah duta besar RI mengadakan diskusi tentang kopi Indonesia -dalam rangka memperingati Hari Kopi Dunia. Bertekad pasarkan kopi nasional.
Petugas Satpol PP menunjukkan kopi yang dibagikan pegiat kopi di kota Garut, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Kamis, 1 Oktober 2020. Sebanyak 2000 bungkus kopi dan 500 masker dibagikan kepada masyarakat di jalan dalam rangka peringatan Hari Kopi Sedunia. (Foto: Antara/Candra Yanuarsyah)

Jakarta - Hari Kopi Dunia tanggal 1 Oktober 2020 mempunyai arti penting bagi industri kopi nasional. Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) saat pademi Covid-19  yang membatasi acara kumpul-kumpul seperti pameran, pertemuan bisnis atau workshop tidak mengurangi niat para penggiat kopi di Kementerian Luar Negeri bertemu secara virtual.

Para penggiat kopi di Kemlu, Kamis 1 Oktober ini, menggelar diskusi online dengan salah satu perusahaan kopi ternama, Tanamera Coffee. Tujuannya: membagikan kisah kopi sebagai produk penting dan upaya untuk meningkatkan ekspor kopi spesialti ke manca negara.

Acara yang dipimpin Prayono Atiyanto, Duta Besar/Diplomat Ahli Utama Kemlu dan beberapa dubes lain, mendatangkan CEO dan pendiri Tanamera Coffee, Dini Aryani Cindller.

Mengawali ceritanya, Dini Aryani Cindller menjelaskan usaha yang dimulai sejak tahun 2000. Sampai sekarang Tanamera Coffee telah menerima 51 penghargaan internasional

Menurut Dini, pengawasan dari hulu hingga hilir menjadi hal yang wajib, agar biji kopi yang dihasilkan memang benar-benar yang terbaik. “Master Roaster kami, John Lee. Beliau ini orang Korea yang selalu berkeliling ke berbagai daerah penghasil kopi di Indonesia untuk menemukan potensi biji kopi terbaik,” ujar Dini.

Dalan diskusi perihal kopi ini, Konjen RI Hamburg Ardian Wicaksono menyatakan pihaknya telah melakukan kegiatan promosi kopi secara intensif. Perolehan kopi My Bali dilakukan melalui direct trade langsung dengan para petani secara berkelanjutan dengan beberapa sentra kopi di Indonesia khususnya Sumatera, Bali dan Jawa. 

Direktur Amerika 1 Kemlu, Darianto Harsono menyatakan, meskipun Amerika Latin dikuasai pasar Brazil dan Kolumbia, namun untuk menghadapi pesaingnya yaitu kopi robusta Vietnam, Indonesia telah mengantisipasi dengan beberapa inovasi. Dalam waktu dekat Kemlu juga akan membentuk digital platform yang akan memasukkan exhibition. Kemlu akan memfasilitasi penggunaan platform ini untuk mencari mitra di negara. Selain itu pada awal Desember nanti Kemlu akan mengadakan The Indonesian- Latin American Policy Dialogue di Bali.

Penggiat kopi di Medan, Dalton Sembiring mengatakan sangat terinspirasi dengan success story Dini. Dijelaskan bahwa Tanamera perlu mengadakan penjajagan ke daerah Brastagi dan Simalungun. Sumatera utara terkenal dengan rasa dan aroma kopi yang khas. Selain pasar domestik, Dalton dan para petani koleganya telah berhasil menjala pembeli dari luar negeri, termasuk Amerika Serikat, Jepang, dan Timur Tengah. “Bahkan kopi Simalungun dan Brastagi sudah dibeli Starbucks,” ujarnya.

Pertemuan yang dipandu mantan Dubes RI untuk Republik Slovakia, Djumantoro Purbo ini juga meminta masukan dari diplomat muda. 

Mewakili kaum milenial, Michael Kariono dari BPPK Kemlu menyatakan bahwa Indonesia harus menetapkan target market dan kopi apa yang akan kita promosikan di luar negeri. Kopi Indonesia terkenal beragam, baik bodi maupun keasamannya. 

”Keanekaragaman kopi di seluruh Indonesia sebaiknya dijadikan kekuatan bukan sesuatu yang melemahkan, apalagi tiap daerah diakui geographical indications-nya,” kata Michael.[]

Berita terkait
Lima Kedai Kopi Legendaris di Jakarta, Traveler Wajib Datang
Traveler wajib datang ke lima kedai kopi legendaris di Jakarta ini. Karena selain rasa, tempat itu memendam banyak cerita.
Hari Kopi Sedunia, Ini Sejarah dan Harga Termahalnya
Kopi paling mahal di dunia saat ini, jatuh pada Black Ivory yang berasal dari Thailand Utara. harganya Rp 23,7 juta per 500 gram.
NTB Ingin Jadi Penghasil Komoditi Kopi di Indonesia
Pemprov Nusa Tenggara Barat (NTB) ingin menjadi penghasil komoditi kopi di Indonesia.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.