Surabaya - Dampak work from home (WFH) akibat pandemi Covid-19 sejak akhir Februari lalu, membuat angka kehamilan di Jawa Timur terus mengalami kenaikan. Bahkan peningkatannya sampai 2,93 persen.
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur Sukaryo Teguh Santoso mengatakan kurva kehamilan sejak akhir Februari lalu terus mengalami kenaikan. Hal ini terjadi karena efek WFH yang berkepanjangan akibat pandemi Covid-19.
Pada April ini mengalami penurunan 227.260 atau 2,90 persen. Kesannya turun, bisa jadi yang bulan Maret usia kehamilan sudah besar, sehingga pada Mei melahirkan.
"Tercatat, pada Februari 2,84 persen hamil atau 299.667, terus pada data bulan Maret malah mengalami peningkatan 2,93 persen atau 232.287," kata Teguh saat dikonfirmasi Tagar, Kamis, 28 Mei 2020.
Namun, memasuki April, BKKBN Jatim mencatat jumlah tersebut mengalami penurunana. Tapi Teguh menilai tak terlalu signifikan, serta tak imbang dengan angka yang kenaikan.
"Pada April ini mengalami penurunan 227.260 atau 2,90 persen. Kesannya turun, bisa jadi yang bulan Maret usia kehamilan sudah besar, sehingga pada Mei melahirkan. Tapi kalau melihat data ini, turunya juga tak terlalu signifikan," tutur dia.
Teguh menyampaikan selain faktor pandemi Covid-19, juga berdampak pada kenaikan kehamilan. Ia menyebut di Jatim mengalami penurunan orang yang melakukan program KB, sebab banyak orang takut untuk keluar rumah.
"Jadi orang melakukan program KB di Jatim ini turun, Februari drop out 1,13 persen atau 68.547 push yang ber-KB jadi tidak KB. Terus Maret menjadi 278.356 atau 4,68 persen naik. Sedangkan April 414.708 kurs yang ber-KB drop out kurang lebih 7,07 persen," ujar dia.
Sementara itu, Teguh memprediksi angka kehamilan akan terus naik. Bahkan bisa jadi pada tiga bulan ke depan akan lebih signifikan. Apalagi di beberapa wilayah di Jatim ini juga menerapkan PSBB, sehingga semakin membuat orang takut untuk keluar melakukan program KB.
"Tren ini benar adanya. Angka drop out naik peserta menjadi turun. Dampaknya tidak bisa jangka pendek," ucap dia.
Teguh melihat saat ini tidak ada kehamilan yang direncanakan selama pandemi Covid-19. Karena tidak terproteksi, bahkan angka kehamilan akan meningkat hingga dua sampai tiga bulan ke depan.
"Kita tunggu saja sampai akhir tahun ini berapa banyak kehamilan di Jatim," tutur dia. []