PAN ke Djoko Santoso: Jangan Klaim Tanpa Data Valid

Menurut Waketum PAN, jangan ada klaim kemenangan tanpa data valid terkait Pilpres 2019.
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto (tengah) bersama Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Djoko Santoso (kiri), dan Dewan Penasihat BPN Amien Rais (kanan) memberikan keterangan pers mengenai penganiayaan anggota BPN Ratna Sarumpaet, di Jalan Kertanegara, Jakarta, Selasa malam (2/10/2018). Dalam konferensi pers tersebut Prabowo Subianto akan berkoordinasi dengan Kapolri untuk mengusut kasus penganiayaan Ratna Sarumpaet yang terjadi pada 21 September di Bandung. (Foto: Antara/Galih Pradipta)

Jakarta - Wakil Ketua Umum PAN Bara Hasibuan menanggapi pernyataan Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Djoko Santoso, yang menyebutkan paslon yang diusungnya menang sampai 80 persen. Menurut Bara, jangan ada klaim kemenangan tanpa data valid terkait Pilpres 2019. 

Bara menambahkan, klaim kemenangan bertentangan dengan hasil quick count dari sejumlah lembaga survei nasional.

"Jangan kita melakukan klaim kemenangan tapi tanpa data valid dan kredibel. Apalagi, kalau klaim tersebut, bertentangan dengan hasil quick count yang menurut sejarah dalam beberapa kali pemilu terakhir ini, sudah ada dan terbukti konsisten," terangnya di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Kamis 25 April 2019.

"Hampir bisa dikatakan akurasinya 90 persen sama dengan hasil KPU," sambungnya.

Jika ada klaim-klaim kemenangan tapi bertentangan dengan hasil quick count yang akurasinya 90 persen sama dengan KPU, menurutnya maka akan menambah panas situasi usai 17 April. Padahal seharusnya, Djoko Santoso menggambarkan realitas pendukung hasil quick count adalah hasil yang harus diterima.

"Itu kan malah jadi memanasi situasi. Dalam hal ini, Pak Djoko Santoso harusnya bisa menggambarkan realitas dan mengondisikan para pendukung bahwa ini adalah hasil yang harus diterima," jelasnya.

Jadi, ia berharap BPN dapat menempatkan kepentingan bangsa dan menghormati proses demokrasi yang masih belum usai. "Harus menempatkan kepentingan bangsa dan menghormati proses demokrasi yang masih berlangsung," pungkasnya

Sebelumnya, Djoko Santoso mengklaim Prabowo-Sandiaga menang saat Pilpres 2019. Namun, ia menuding pihaknya terus dicurangi dari sebelum tanggal Pilpres 2019 digelar hingga pasca-pencoblosan.

"Pada tanggal 17 April, dan hasilnya memang Prabowo-Sandi menang. Walaupun sebelum tanggal 17, tanggal 17 dan setelah tanggal 17 mereka curang terus,” ujarnya  di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta Timur, pada Rabu 24 April 2019.

Bahkan, ia menuding kecurangan yang digunakan tidak beraturan, masif, terencana sistematik, dan brutal. Sehingga, menurutnya kemenangan pasangan yang diklaim BPN hanya 62 persen, dari seharusnya 80 persen.

"Namun demikian masih tersisa suara 62 persen dan itulah Prabowo-Sandi menyatakan kemenangan setelah dicurangi. Kalau nggak dicurangi, bisa 70 atau persen," tukasnya.

Baca juga: PAN Respek Sikap Jokowi Hadapi Kemenangan Pilpres

Berita terkait
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.