Yogyakarta - Pemerintah pusat ingin mencetak lahan pertanian agar kaum muda minat untuk bertani. Pakar Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Profesor Masyhuri menyebut ada tiga cara yang bisa dilakukan.
Pertama, peningkatan pendapatan guna menumbuhkan minat kaum muda untuk bertani. Cara untuk meningkatkan pendapatan yakni menggunakan teknologi alat dan mesin pertanian moderen.
“Dengan begitu produktivitas meningkat dan tidak kalah bersaing dengan sektor lainnya,” kata Dosen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian UGM, Profesor Masyhuri pada Jumat, 21 Agustus 2020.
Menurut Masyhuri, cara kedua untuk meningkatkan pendapatan dengan cara menyewa lahan lain sehingga semakin luas. Ketiga, pemerintah pun diharapkan dapat memberikan bantuan modal berupa pinjaman. “Jika pemerintah tidak punya anggaran untuk itu bisa memakai sistem kredit asuransi,” ujarnya.
Masyhuri mengatakan, kredit asuransi diberikan kepada petani muda meski tidak mempunyai jaminan. Jaminan bisa dilakukan oleh asuransi kredit. Dengan begitu, pihak bank mau memberikan pinjaman karena ada yang menjamin. Dampak lain dari pemberian pinjaman adalah ada perputaran uang di pedesaan.
Jika pemerintah tidak punya anggaran untuk itu bisa memakai sistem kredit asuransi.
Ia menyebut, terbuka peluang bagi petani untuk memanfaatkan industri teknologi 4.0 dengan menggabungkan internet, teknologi pertanian, dan pertanian presisi. “Itu semua digabung akan menjadi pertanian modern,” katanya.
Pemasaran hasil pertanian adalah hal yang paling mudah dilakukan dengan aplikasi tertentu. Tujuannya untuk memutus saluran rantai pemasaran. “Maka harga pemasaran semakin murah yang akan menguntungkan produsen serta mendapat harga lebih baik, sedangkan konsumen akan dapat harga lebih murah,” kata dia.
Tantangan ke depan, lanjut Masyhuri, yang dihadapi oleh petani muda ialah otomatisasi mesin pertanian yang mempersempit lapangan kerja. Untuk menyiasati hal tersebut, para petani yang tidak lagi bekerja dapat disalurkan ke agro industri.
“Di bidang agro industri kesempatan masih terbuka lebar sebab ekspornya masih bahan mentah semua. Jadi kalau bahan mentah dalam negeri maka pertumbuhan ekonomi meningkat dan menyerap tenaga kerja,” katanya. []