Jakarta - Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas, mengatakan beredarnya nama Staf Khusus Presiden, Fajroel Rachman, sebagai salah satu calon duta besar yang diajukan oleh Presiden Jokowi kepada DPR untuk menjadi Dubes Kazakhstan, akan terjadi kekosongan pada posisi juru bicara Presiden.
"Atas kekosongan juru bicara Presiden, sebaiknya Jokowi mengambil juru bicara yang mumpuni menjalankan tugas dan fungsinya yang mewakili presiden dalam menyampaikan kebijakan, keputusan dan pendapat presiden agar sampai kepada masyarakat dengan baik dan masyarakat mengerti serta memahami," kata Fernando dalam keterangan tertulis yang diterima Tagar, Minggu, 27 Juni 2021.
Dia menyarankan, dalam menentukan posisi juru bicara, Presiden Jokowi harus memilih kandidat yang memiliki kemampuan membangun komunikasi dengan baik dengan para media dan masyarakat melalui sarana komunikasi yang saat ini dipermudah dengan adanya media sosial. Dan juga, dipilih yang memiliki inisiatif dan juga juga intensif menyampaikan informasi kepada masyarakat.
"Tentunya banyak nama yang dapat dipertimbangkan oleh Jokowi untuk mengisi posisi tersebut, saya rekomendasikan beberapa nama kawan-kawan aktifis 98 seperti Adian, Wahab Talaohu, Eli Salomo dan Sayed Junaidi atau sering dipanggil Pakcik," katanya.
"Mereka ini sudah teruji mampu mengelola cara beretorika, berkomunikasi yang baik dan tentunya jaringan grass root yang sudah teruji. Nama nama ini sudah lama saya perhatikan dan mereka mampu tampil untuk menyampaikan informasi mengenai kebijakan pemerintah agar sampai masyarakat," ujarnya.
Sehingga, kata Fernando, sangat tepat apabila Jokowi mempertimbangkan nama-nama tersebut.
"Karena selama ini secara tidak langsung mereka juga sudah menjalankan sebagai jubir Presiden dan pemerintah," katanya. []
Baca Juga: Viktor Sirait Wafat, Fadjroel Rachman: Kami Mengenangmu