Jakarta - Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS mengatakan, kritik sangat dibutuhkan pemerintah untuk melaksanakan pemerintahan secara baik.
Fernando berharap agar kampus sebagai lembaga akademis mampu menyikapi kritikan dari para mahasiswa secara bijak.
"Saya justru berharap Menteri Pendidikan memanggil Rektorat yang sepertinya ingin membatasi mahasiswa dalam memberikan kritik kepada pemerintah," kata Fernando dalam keterangan tertulis yang diterima Tagar, Selasa, 29 Juni 2021.
Ia menegaskan, kemerdekaan mahasiswa dalam menyampaikan segala bentuk aspirasi di dalam kampus adalah bagian dari iklim demokrasi. Ia meminta agar kebebasan berbicara di kampus bukan hanya slogan belaka.
"Jangan sampai kampus merdeka hanya menjadi slogan saja tetapi kemerdekaan para mahasiswa tidak ada atau bahkan kemerdekaan rektorat tidak ada karena hanya ingin menyenangkan pemerintah. Biarkanlah mahasiswa memberikan kritik pada negara, selama itu untuk kepentingan agar pemerintah lebih baik," ujarnya.
Seperti diketahui, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) seketika mendapat panggilan dari pihak rektorat setelah melayangkan kritik kepada Presiden Joko Widodo.
Kritik itu disampaikan melalui postingan di media sosial BEM UI bertajuk, 'Jokowi: The King of Lip Service', Sabtu, 26 Juni 2021. Sehari berselang, surat pemanggilan pun keluar.
Biarkanlah mahasiswa memberikan kritik pada negara, selama itu untuk kepentingan agar pemerintah lebih baik.
Dalam postingan tersebut, BEM UI mengkritik Presiden Joko Widodo yang kerap kali mengobral janji.
Selain itu, postingan itu juga menyindir berbedanya antara janji dan keputusan yang diambil Jokowi. Mulai terkait rindu demo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya. []
Baca Juga: Jokowi Minta Dikritik, Jangan Sekadar Ungkapan Retorik