Pakar Politik: Anies Baswedan Perlu Mengangkat Figure Jawa

pakar politik mengatakan jika Anies ingin maju ke Capres 2024 agama bisa jadi kendaraan politiknya. Ia menilai Anies perlu angkat figure Jawa.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. (Foto: Tagar/instagram/@aniesbaswedan)

Jakarta – Badan Riset Dan Inovasi Nasional (BRIN) Wasisto Raharjo Jati mengatakan Gubernus DKI Jakarta Anies Baswedan merupakan pria yang lahir pada rabu kliwon. Menurutnya, orang yang lahir di rabu kliwon mempunyai bakat sebagai seorang penulis handal serta mempunyai sikap lembut yang mampu menarik semua kalangan.

Wasisto mengatakan jika Anies ingin maju ke Capres 2024, agama bisa jadi kendaraan politiknya. Sama seperti dulu, kata Wasisto, yang mengantarkannya menjadi Gubernur DKI serta Anies perlu mengangkat figure Jawa supaya adanya keseimbangan.

“Hanya saja Pak Anies perlu sekiranya mengangkat figure jawa tentunya sebagai cawapres kalau beliau berkenan supaya terjadi keseimbangan. Karena yang namanya jawa dalam perspektif indonesia itu soalnya menjadi paku politik yang tidak bisa digoyahkan," ucap Wasisto Raharjo Jati  di kanal YouTube Tagar, Kamis, 21 Oktober 2021.


Sosok Pak Anies kurang begitu terkenal dikalangan tradisionalis Islam tentunya makannya disini Pak Anies perlu memoles citra agar tidak dipandang sebagai muslim yang berlabel tertentu.


Wasisto Raharjo JatiWasisto Raharjo Jati saat diwawancarai Siti Afifiyah di kanal YouTube Tagar. (Foto: Tagar/Ranu)

Jika, lanjutnya dilihat dari survei-survei sebelumnya Anies Baswedan selalu masuk ke dalam tiga besar bersaingan dengan Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

"Pak Anies Baswedan hanya sekedar petaruh politik serta menurutnya Anies perlu membuat manuver sendiri supaya mampu menjadi pusat perhatian lagi, karena selama ini dengan menjadi gubernur DKI Jakarta ia menjadi media daring sebenarnya," ucapnya.

Ia juga mengatakan jika Gubernur DKI mencalonkan diri sebagai cawapres, Anies, kata Wasisto, harus bisa menyatukan semua suara pemilih muslim, suara partai islam, berada dibawah komando Anies.

“Kalau Pak Anies memang benar-benar mencalonkan diri sebagai Cawapres tentu yang paling krusial saat ini adalah bagaimana pa Anies ini bisa menyatukan semua suara pemilih muslim suara partai islam itu dibawah komando pa Anies sebenernya. Karena potensi suaranya itu bisa jadi dua kali lipat dari hasil survei yang kita lihat sekarang ini, “ kata Wasisto

Ia juga mengatakan bawa Anies kurang terkenal di kalangan Islam. Serta pada saat menjadi mahasiswa Anies pernah menjadi Ketua Senat, Rektor Paramadina, Mendikbud, hingga sekarang menjadi Gubernur DKI Jakarta.

“Sosok Pak Anies kurang begitu terkenal dikalangan tradisionalis Islam tentunya. Makannya disini Pak Anies perlu memoles citra agar tidak dipandang sebagai muslim yang berlabel tertentu,” ujar Wasisto

“Kalau kita melihat karir pa Anies yang sejak mahasiswa hingga jadi gubernur. Di era aktifitas mahasiswa beliau perna menjadi Ketua Senat, Rektor Paramadina, Mendikbud, hingga sekarang menjadi gubernur, “ ucap Waisto

"Apakah eksistensi Pak Anies Baswedan ini hanya bergantung dari jabatan saja atau dari kharisma dimata publik nantinya," ucapnya.

(Ranutyas Djati Kusuma)

Berita terkait
Pakar Politik: Ganjar Perlu Dukungan Elit Politik Partai Lain
Pakar Politik Wasisto Raharjo Jati mengungkapkan selain dukungan dari relawan sahabat Ganjar, Ganjar Pranowo perlu dukungan elit politik lain.
Respon Pakar Politik Soal Risma Dituding Seperti Drama Korea
Begini respon pakar politik LIPI Wasisto Raharjo Jati soal tudingan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismahairi seperti drama Korea oleh kader partai.
Pakar Politik LIPI: Stigma Positif Kepemimpinan Perempuan
Pakar Politik LIPI Wasisto Raharjo Jati mengatakan adanya stigma yang positif dengan kepemimpinan perempuan dipengaruhi sejumlah faktor.