Paham Radikal-Terorisme Sasar Remaja, BIN Patroli Siber

BIN akan melakukan patroli siber, bendung remaja usia 17 hingga 20-an yang terpapar paham radikalisme dan terorisme.
Logo Badan Intelijen Negara atau BIN (Foto: navigasinews.com)

Jakarta - Juru Bicara Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Purwanto menyatakan anak muda usia 17-24 tahun rentan terpapar paham radikal dan terorisme, karena dalam fase mencari jati diri sehingga mudah terpengaruh, untuk itu BIN akan melakukan patrol siber.

"Memang yang disasar itu anak usia 17-24 tahun karena mereka masih muda, energik, mencari jati diri, dan masih memiliki semangat yang tinggi,” ujar Wawan di Jakarta, Sabtu 10 Agustus 2019.

Mereka, lanjutnya, relatif belum memiliki tanggungan, maka itu amat rentan dan menjadi target utama dari penyebaran paham radikal dan terorisme.

Wawan enggan menyebut angka pasti jumlah usia 17-24 tahun yang telah terpapar radikalisme-terorisme di Indonesia. Namun, berdasarkan data BIN, ada 900-1.000 orang yang saat ini kadung terpapar paham ini di Indonesia.

Dari jumlah 900 orang, menurut Wawan, tidak semuanya dari usia 17-24 tahun. Sebab, masih ada kategori usia 24-45 tahun dan di atas 50 tahun yang nyatanya terbukti bahkan terlibat ikut serta.

Juru bicara Badan Intelijen Negara atau BIN Wawan PurwantoJuru bicara Badan Intelijen Negara atau BIN Wawan Purwanto. (Foto: Antara/HO).

Ia menilai, yang menjadi garis terdepan radikalisme-terorisme adalah usia 17-24 tahun. Untuk menghalau penyembaran paham tersebut, maka pihaknya akan gencar melakukan patroli siber melalui media sosial. BIN juga membuka laporan dari masyrakat.

"Oleh karena itu kami tetap melakukan literasi publik termasuk literasi digital, termasuk patroli siber untuk melakukan deteksi dini dan juga lapor cepat. Lapor kalau terlambat juga buat apa," ujarnya, dikutip dari Antara.

Wawan menekankan, banyak kasus terorisme seperti bom bunuh diri melibatkan anak usia muda karena terdapat faktor-faktor yang melatarbelakangi, salah satunya ialah apatis dalam mempertimbangkan sesuatu, termasuk soal masuknya paham radikal dan terorisme.

Ia menjelaskan, untuk itu pihaknya akan terus menerus melakukan upaya-upaya pendekatan persuasif, termasuk memberitahukan pihak keluarga yang anaknya telah terbukti menganut paham radikal-terorisme.

"Kami melakukan upaya-upaya pendekatan termasuk mendekati keluarga, karena keluarga yang paling tahu watak masing-masing. Jadi semua elemen harus dilibatkan untuk melakukan pencegahan," kata dia.[]

Baca juga:


Berita terkait
Benarkah Enzo Zenz Allie Terpapar Radikalisme?
Enzo Zenz Allie sedang viral di linimasa, Taruna Akmil keturunan Prancis itu terkena isu miring, diduga terpapar radikalisme.
Langkah Konkret Menangkal Radikalisme di Tubuh TNI
Menhan Ryamizard Ryacudu mengatakan ada prajurit yang terpapar radikalisme dan menunjukkan gelagat yang tidak lagi memegang nilai-nilai Pancasila.
0
Anak Elon Musk Mau Mengganti Nama
Anak CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, telah mengajukan permintaan untuk mengubah namanya sesuai dengan identitas gender barunya