Orang Pintar, Laba Sido Muncul Rp 231 M Walau Corona

Perusahaan pengolahan herbal PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk mencatatkan prestasi pada periode tiga bulan pertama tahun ini.
PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul, Tbk (Sido Muncul). (Foto: Twitter.com/@Sidomuncul_Corp)

Jakarta - Perusahaan pengolahan herbal PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk mencatatkan prestasi pada periode tiga bulan pertama tahun ini. Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) emiten dengan kode saham SIDO itu berhasil membukukan laba bersih Rp 231,5 miliar pada akhir kuartal I/2020.

Capaian tersebut tumbuh sekitar 10 persen dibandingkan dengan kuartal I/2019 yang sebesar Rp 208,8 miliar. Torehan cuan tersebut banyak disokong oleh penjualan yang naik 2,3 persen menjadi Rp 730,7 miliar dari sebelumnya di periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 713,6 miliar.

Direktur Utama Sido Muncul David Hidayat mengatakan pandemi Covid-19 memang menyebabkan terjadinya perlambatan ekonomi global dan domestik. Meski demikian perusahaan berpendapat virus yang berasal dari Kota Wuhan, Hubei, China itu tidak membuat perusahaannya goyah. 

"Sampai saat ini wabah Covid-19 tidak berdampak signifikan terhadap kegiatan operasi perusahaan,” ujar David Hidayat, Senin, 20 April 2020.

Baca juga: Update Corona Indonesia: 6.760 Positif, 747 Sembuh

Selain peningkatan laba dan penjualan, Sido Muncul juga berhasil memperbesar penghimpunan kekayaan perseroan melalui peningkatan aset. Per Maret 2020, jamunya ‘Orang Pintar’ tersebut membukukan perolehan aset senilai Rp 3,74 triliun, atau tumbuh 5,8 persen dari posisi akhir Desember 2019.

Alhasil, prestasi moncer tersebut turut mendongkrak share laba persaham menjadi Rp 15,56 dari sebelumnya Rp 14,03.

Eemiten farmasi yang bermarkas di Semarang, Jawa Tengah itu mengklaim telah mengeluarkan 273 produk. Adapun, produk jamu dan suplemen menjadi sektor andalan perseroan dalam ekspansi pasar dengan besaran porsi sekitar 68 persen. 

Disusul kemudian oleh produk makanan dan minuman dengan 27 persen, serta farmasi yang tercatat sebesar 5 persen.

“Manajemen terus memantau secara seksama operasi, likuiditas dan sumber daya yang dimiliki perusahaan, serta bekerja secara aktif untuk mengurangi dampak saat ini dan dampak masa depan dari situasi ini yang belum pernah dialami sebelumnya,” tuturnya. []

Berita terkait
Apakah Investor Pintar Akan Beli Saham Sido Muncul?
Laporan setahun kinerja PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) baru saja dirilis.
Kebijakan Penurunan BI Rate Bisa Gerus Laba Bank
Bank Indonesia dinilai kerap mengabaikan dampak negatif dari penurunan suku bunga acuan atau BI Rate.
Growth Laba Bank Mandiri Terbesar Se-ASEAN
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mencatatkan pertumbuhan laba paling tinggi di antara semua bank yang berada di regional Asia Tenggara.