Optimalisasi Lahan Pertanian Bantu Petani Atasi Gagal Panen

Pemicunya, lantaran saluran irigasi pertanian kurang bekerja secara maksimal, sehingga di saat musim hujan banyak lahan petani yang terendam air.
Sebagian wilayah di Jawa Tengah dan DIY mulai panen padi menjelang panen raya Februari-Maret mendatang (Foto: voaindonesia.com - VOA/Nurhadi Sucahyo)

Jakarta - Program optimalisasi lahan yang digencarkan Kementerian Pertanian (Kementan) berupa Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier (RJIT), pembangunan pintu air serta gorong-gorong yang dapat melayani areal seluas 282 hektar membawa keberkahan tersendiri bagi petani di desa Trimomukti, Kabupaten Lampung Selatan.

Suwarno, Sekertaris Gapoktan Sumber Makmur menjelaskan, sebelum adanya optimalisasi lahan yang dilakukan Kementan, mayoritas petani hanya bisa melakukan panen raya satu kali dalam setahun.

"Saya ceritakan ya, Mas. Sebelum Opla (Optimalisasi Lahan) tuh, kami (hanya) bisa panen raya satu kali dalam setahun," katanya kepada wartawan, Selasa, 2 Maret 2022.

Pemicunya, lantaran saluran irigasi pertanian kurang bekerja secara maksimal, sehingga di saat musim hujan banyak lahan petani yang terendam air.

"Kalau musim penghujan, Mas. Sudah itu pasti gagal panen karena kebawa banjir, dan air itu naik hingga ke lahan kami," tambahnya.

Sedangkan pada waktu musim kemarau pun petani kesulitan untuk mendapatkan pasokan air bagi pertaniannnya.

Namun, setelah hadirnya program optimalisasi lahan oleh Kementan untuk memperbaiki saluran irigasi para petani. Kini pata petani tidak perlu khawatir disaat musim penghujan dan kemarau.

"Alhamdulillah. Sejak adanya perbaikan saluran irigasi, dalam setahun bisa panen dua hingga tiga kali, tentunya (hal tersebut) manfaat bagi kami," tuturnya.

Optimasi lahan merupakan salah satu langkah strategis dalam mengantisipasi kekurangan lahan untuk memproduksi padi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dan produktifitas lahan sawah melalui penyediaan sarana produksi (pupuk) dan bantuan pengolahan tanah.


Cuaca yang panas dan dingin itu harus kita hadapi. Begitupun dengan hama, sesudah hama tentu saja yang terakhir yang tidak kita harapkan adalah bencana alam.


Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo terus mendorong agar lahan pertanian yang ada dapat dioptimalkan secara maksimal. Optimalisasi lahan pertanian dinilai sangat penting untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.

Mentan mengakui, memang sejauh ini ada dua tantangan besar yang dihadapi sektor pertanian, yaitu cuaca dan juga krisis pandemi. Namun menurutnya kedua tantangan tersebut bukan alasan untuk tidak berproduksi, mengingat pertanian sudah memanfaatkan kecanggihan teknologi dan mekanisasi.

"Cuaca yang panas dan dingin itu harus kita hadapi. Begitupun dengan hama, sesudah hama tentu saja yang terakhir yang tidak kita harapkan adalah bencana alam. Kalau tiga-tiganya mampu diantisipasi, pertanian kita tidak akan bersoal lagi," kata Mentan Syahrul.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Panen Perdana Bawang Merah Food Estate Wonosobo Capai 12,3 ton per Hektare
Kepala Desa Wonosari, Bondar mengaku sangat bangga dan bersyukur atas usaha warganya tersebut.
Gerak Cepat Kementan, Petani Bojonegoro Tetap Panen Meski Sempat Terkena Banjir
Direktur Jenderal Tanaman Pangan mengatakan Kementan telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk antisipasi dan mitigasi dampak La Nina.
Koptan Budidaya Udang Kluster Kota Lhokseumawe Gagal Panen
Vbanjir terjadi sejak sepekan di wilayah Aceh, khusunya di Kota Lhokseumawe bikin merusak perikanan budidaya Kluster Blang Mangat
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.