Opini: Presiden Jokowi Vs Megawati Soekarnoputri

Ada upaya politik membenturkan Presiden Jokowi dengan Megawati Soekarnoputri, dipicu pertemuan Jokowi dan Prabowo di Istana Kepresidenan Bogor.
Presiden Joko Widodo bersama Megawati saat menghadiri Kongres PDI Perjuangan di Bali. (Foto: Instagram/@pdiperjuangan)

Oleh: Bagas Pujilaksono, Akademisi Universitas Gadjah Mada

Ada upaya politik membenturkan antara Presiden Jokowi dengan ibu Megawati Soekarnoputri.

Pertemuan Presiden Jokowi dengan Prabowo Subianto, diinterpretasikan, dimaknai bahwa Presiden Jokowi mendukung Prabowo Subianto, untuk kepentingan kelompoknya. Kelihatannya sederhana kalimat di atas, namun implikasi politiknya sangat luas.

Ada omongan poliTIKUS di media, lebih percaya Presiden Jokowi daripada ibu Megawati Soekatnoputri. Ini omongan sampah. Saya percaya keduanya, tanpa harus membenturkan keduanya.

Saya justru kasihan dengan Prabowo Subianto, begitu bersemangat dan gegap gempita, ujung-ujungnya hanya keok. Ingat 2014 dan 2019, gebrak-gebrak meja, Prabowo keok!

Presiden Jokowi mau mendukung Prabowo Subianto, silakan saja, saya tetap mendukung Ganjar Pranowo Capres PDI Perjuangan 2024.

Sak iyek sak ekapraya, golong gilig, holobis kuntul baris.

Muncul juga wacana goblog dari politikus Kambing Congek, Ganjar Pranowo menjadi cawapresnya Prabowo Subianto. Bagaimana mungkin, PDI Perjuangan dengan elektoral tertinggi, dan nanti akan mencapai diatas 30% pada Pileg 2024, harus merendahkan harkat dan martabat partai demi Prabowo Subianto? Untuk apa? Kalau itu terjadi, PDI Perjuangan bunuh diri.


Kelihatannya sederhana kalimat di atas, namun implikasi politiknya sangat luas.


Lebih baik mati berkalang tanah, daripada melihat Ganjar Pranowo sebagai cawapres Prabowo Subianto. Biar saja Prabowo Subianto nyapres, nggak ada urusannya dengan PDI Perjuangan. Nanti paling kalah lagi.

Dua periode kepemimpinan Presiden Jokowi, banyak prestasi yang dicapai, terima kasih, namun banyak program yang hanya berhenti sebagai jargon-jargon politik. Revolusi mental? Kita harus objektif melihat sosok Jokowi.

Jujur saya sangat kecewa munculnya model-model nepotis dalam domain budaya kekuasaan di era Presiden Jokowi.

Sejarah jelas telah menunjukkan, bahwa tanpa Ibu Megawati Soekarnoputri, Jokowi tidak bakal bisa maju capres di 2014 dan 2019. Kalau ibu Megawati Soekarnoputri mau, 2014, beliau bisa nyapres sendiri. Namun tidak, kesempatan itu, diberikan ke Jokowi, demi bangsa dan negara. Pola pikir dan mental ibu Megawati Soekarnoputri adalah seorang negarawan sejati, bukan politikus yang dihantui pola pikir pragmatis.

Aja lali mula duksina.

Survei politik itu sangat bagus, saya juga melakukan survei untuk internal. Bukan maju tak gentar membela yang bayar. Namun, yang paling penting adalah hari H, di mana PDI Perjuangan akan menang dengan elektoral di kisaran 33% dan Ganjar Pranowo Presiden Indonesia.

Pilihan saya sudah final, bersama kaum Marhaenis mendukung Ganjar Pranowo for President 2024. Saya tidak terganggu dan terpengaruh manuver politik Presiden Jokowi. Silakan saja.

Sura dira jayaningrat lebur dining pangastuti. Sastrajendra hayuningrat pangruwating diyu. []

Berita terkait
Hati Jokowi untuk Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo
Presiden Jokowi sesungguhnya hatinya cenderung lebih besar ke mana, lebih besar untuk Prabowo Subianto atau Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024.
Respons Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan terhadap Survei Litbang Kompas
Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan, bagaimana respons mereka terhadap hasil survei Litbang Kompas. Tiga nama menuju Pilpres 2024.
Opini: Salut Prabowo Subianto tapi Pilih Ganjar Pranowo
Jujur, saya sangat salut pada semangat Prabowo Subianto untuk ke sekian kalinya kembali maju sebagai Capres, kok ya ra kapok-kapok. Tulisan opini.
0
Opini: Presiden Jokowi Vs Megawati Soekarnoputri
Ada upaya politik membenturkan Presiden Jokowi dengan Megawati Soekarnoputri, dipicu pertemuan Jokowi dan Prabowo di Istana Kepresidenan Bogor.