Opini: Peristiwa 30 September 1965

Hari ini saya memasang bendera merah putih setengah tiang untuk menghormati para pahlawan revolusi yang telah dibantai oleh PKI secara sadis.
Bendera setengah tiang di kantor DPP PKS untunk mengenang tragedi G30S/PKI. (Foto: twitter/@PKSejahtera)

Oleh: Bagas Pujilaksono, Akademisi Universitas Gadjah Mada

Hari ini, saya memasang bendera Merah-Putih setengah tiang di rumah saya, hanya untuk menghormati Para Pahlawan Revolusi yang secara sadis dan biadab telah dibunuh/dibantai oleh PKI.

Dan, bendera Merah-Putih setengah tiang juga saya tujukan ke Bung Karno, posisinya sebagai Proklamator Kemerdekaan RI, Panglima Tertinggi Angkatan Perang, Pemimpin Besar Revolusi, dan Presiden Seumur Hidup, yang posisinya digoyong secara sistematis dan sistemik oleh kekuatan politik kotor, termasuk PKI.

Bagi saya, peristiwa 30 September 1965, adalah sebuah tragedi kemanusian, perjalanan sejarah hitam kelam bangsa Indonesia. Lebih runyam lagi, Negara tidak hadir.

Fakta politik, yang berontak/makar ke NKRI bukan hanya PKI, ada DI/TII, PRRI/Permesta, dan pemberontakan/makar di tempat lain yang mengatasnamakan politik ekstrem kanan.

Ekstrem kanan dan kiri sama busuk dan bahayanya bagi NKRI, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dan UUD-1945.

Ekstrem kanan dan kiri sama-sama anti demokrasi, otoriter, anti Pancasila, anti NKRI yang berbhinneka.

Kalau si Kadrun saat ini getol berdemokrasi dan menuntut kebebasan, hanya untuk merusak demokrasi dan kebebasan itu sendiri.

Bedanya, yang ekstrem kiri dilabeli Atheis, sedang yang kanan sibuk berkedok-kedok agama. Badut!


Ekstrem kanan dan kiri sama-sama anti demokrasi, otoriter, anti Pancasila, anti NKRI yang berbhinneka.


Pancasila adalah sebuah ideologi politik yang tidak pernah bisa mengakomodir politik ekstrem. Sebuah ideologi equilibrium, keseimbangan antara tuntutan individu dan sosial.

Juga sebuah fakta politik, yang menjadi korban peristiwa 30 September 1965, bukan hanya orang-orang PKI, namun orang dicap/dilabeli PKI, juga menjadi korban. Sungguh biadab!

Selama rezim Orba berkuasa, pelabelan PKI ini menjadi senjata sangat ampuh dan mengerikan, bukan hanya berimplikasi politik, namun juga sosial dan budaya.

Sangat merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Siapa saja yang berseberangan dengan haluan politik Rezim Orba, akan dilabeli PKI dan dibinasakan.

Haluan politik Rezim Orba adalah mempolitisir Pancasila untuk melanggengkan kekuasaan otoriter dan repressive.

Bagaimana seharusnya bangsa Indonesia bersikap saat ini, atas Peristiwa 30 September 1965?

Yang bermain di Peristiwa 30 September 1965 bukan hanya PKI, ada kekuatan politik besar, mengail di air keruh, mengadu domba, agar suasana politik menjadi chaos, sehingga dengan mudah bisa memuluskan birahi politiknya, yang tujuan utamanya menurunkan Bung Karno.

Banyak pihak berkepentingan untuk menurunkan/menjatuhkan Bung Karno, termasuk PKI, melalui Peristiwa 30 September 1965.

Sekali lagi, tujuan utamanya adalah menjatuhkan Bung Karno. Yang lainnya, hanya sebuah pernak-pernik politik untuk sebuah legalitas dan nalar politik, agar skenario Peristiwa 30 September 1965 terlihat logis terjadi.

Negara harus meminta maaf atas ketidak-hadirannya kepada Bangsa Indonesia pada tragedi kemanusiaan 30 September 1965. Bukan meminta maaf ke PKI.

Tutup sejarah kelam bangsa Indonesia 30 September 1965. Tidak perlu ada upaya politik apapun, termasuk rekonsiliasi nasional. Siapa yang mau rekonsiliasi dengan orang-orang komunis?

Bangsa Indonesia harus bijak dan adil dalam melihat sejarah kelam bangsanya sendiri. []

Berita terkait
Opini: Wajib Lapor Lowongan Pekerjaan
Tulisan opini menanggapi Peraturan Presiden atau Perpres Nomor 57 Tahun 2023 tentang wajib lapor lowongan pekerjaan bagi pwrusahaan-perusahaan.
Opini: Janji Layanan JKN
Sikap baik Manajemen RSUD yang mempublikasikan janji layanannya kepada pasien JKN seharusnya dicontoh seluruh RS.
Opini: Proses Acara Peradilan Pidana dengan Orientasi Penegak Hukum Perspektif Peran Kepolisian
Penegakan hukum dalam peradilan di Indonesia masih banyak ditemui adanya sikap sewenang-wenang aparat penegak hukum; Tulisan opini Darwin Steven.
0
Opini: Peristiwa 30 September 1965
Hari ini saya memasang bendera merah putih setengah tiang untuk menghormati para pahlawan revolusi yang telah dibantai oleh PKI secara sadis.