Operasional Mobil PCR BIN Diperpanjang di Surabaya

Kepala BIN Jawa Timur menyampaikan kepada Pemkot Surabaya operasional mobil PCR akan diperpanjang selama seminggu.
Wakil Sekretaris Gugus Tugas Penanganan Percepatan Covid-19 Surabaya Irvan Widyanto. (Foto: Tagar/Haris D Susanto)

Surabaya - Badan Intelijen Negara (BIN) berencana memperpanjangan keberadaan dua mobil polymerase chain reaction (PCR) berada di Surabaya. Bahkan, keberadaan dua mobil PCR akan diperpanjang selama seminggu lagi.

Wakil Sekretaris Gugus Tugas Penanganan Percepatan Covid-19 Surabaya Irvan Widyanto membenarkan keberadaan dua mobil PCR bantuan dari BIN di Surabaya akan diperpanjangan selama seminggu. Irvan mengku hal tersebut berdasarkan pembicaraan dengan Kepala BIN Provinsi Jawa Timur Brigadir Jenderal TNI Mochamad Syafei Kasno.

Jadi kita ada 34 klaster permukiman dan kita utamakan klaster-klaster itu.

"Informasi terakhir kami berbincang dengan Kepala BIN Jatim, beliau menyampaikan bahwa kemungkinan besar ini akan diperpanjang sampai seminggu ke depan," ujarnya saat ditemui Tagar di Terminal Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya, Sabtu, 6 Juni 2020.

Dengan diperpanjangnya pengoperasional mobil PCR bantuan dari BIN tersebut, kata Irvan, nantinya akan digunakan untuk melakukan rapid dan swab test di 34 klaster permukiman di Kota Surabaya. Ia menjelaskan mobil PCR bantuan dari BIN sudah beroperasi selama sembilan hari dan telah menjangkau sebagian besar klaster Covid-19 di Surabaya.

"Jadi kita ada 34 klaster permukiman dan kita utamakan klaster-klaster itu. Jadi jalan sembilan hari ini sudah menjangkau di sebagian besar klaster itu," ucapnya.

Irvan juga mengungkapkan hasil rapid test yang sudah dilakukan dilakukan tingkat reaktif terbilang cukup tinggi yakni sebesar 25,2 persen.

"Seperti di Ampel ini, totalnya 302 orang dan reaktif ada 76 orang atau 25,2 persen dan non reaktif 226 orang. Ini memang bisa dikatakan tinggi, karena di atas 10 persen," kata Irvan.

Meski terbilang cukup tinggi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat Surabaya ini mengaku hal tersebut sudah sesuai dan on the track.

"Kami justru apresiasi dengan langkah ini, karena langkah ini sudah on the track. Kami bisa tahu betul situasi dan kondisi yang ada di dua wilayah ini," tuturnya.

Irvan menambahkan nantinya hasil rapid test reaktif akan dilakukan tracing oleh Dinas Kesehatan Surabaya untuk meminta melakukan isolasi mandiri.

"Jika rumahnya tidak layak, maka kita siapkan hotel, kalau seandainya layak kita minta dia isolasi mandiri. Sehingga dia tahu engga boleh ke mana-mana, tidak mencelakakan orang lain dan tidak mencelakakan keluarganya," ujarnya.

Sementara itu, Camat Semampir Siti Hindun Robba Humaidiyah memaparkan data terbaru peserta rapid dan swab test yang dipusatkan di Parkiran Bus Wisata Religi Sunan Ampel Surabaya. Berdasarkan data, setidaknya 500 orang datang untuk mengikuti rapid test.

"Dari kuota 700 yang hadir 824 dan yang reaktif 117 pada Jumat kemarin. Hari ini kuota 500 dan yang reaktif baru 9 orang," kata dia.

Hindun menjelaskan dari 117 orang reaktif dilakukan pemeriksaan lanjutan swab sebanyak 50 orang. Pelaksaan swab juga dilakukan di lokasi.

"50 orang kami bawa ke hotel. Sisanya melakukan isolasi mandiri di rumah," kata dia. []

Berita terkait
Pasien Sembuh Corona di Surabaya Tertinggi di Jatim
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan di Jatim ada 154 pasien Covid-19 dinyatakan sembuh dan 132 diantaranya dari Surabaya.
Pemprov Jatim Izinkan Masjid Salat Jumat Berjemaah
Keputusan Pemprov Jatim mengizinkan masjid menggelar salat Jumat berjemaah berdasarkan rakor dengan MUI, DMI, dan Kementerian Agama Jawa Timur.
Tanda-tanda Covid-19 di Jawa Timur Mulai Terkendali
Gugus Tugas Penaganan Covid-19 Jawa Timur mencatat peningkatan signifikan jumlah pasien sembuh khususnya di Surabaya dalam tiga hari terakhir.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.