Olah Jamur Tiram, Kelompok Wanita Tani Sokkolia Produksi Bumbu Kaldu Jamur dan Petis Jamur

Kegiatan pelatihan pengolahan jamur tiram dilaksanakan di Desa Sokkolia, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.
Olah Jamur Tiram, Kelompok Wanita Tani Sokkolia Produksi Bumbu Kaldu Jamur dan Petis Jamur. (Foto: Tagar/Kemendikbud)

TAGAR.id, Gowa - Kegiatan pelatihan pengolahan jamur tiram dilaksanakan di Desa Sokkolia, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 17 - 19 September 2022. 

Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini merupakan salah satu program Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Makassar (LP2M). 

PKM ini diketuai oleh Prof. Ir. Halifah Pagarra, M.Si., Ph.D. yang didampingi oleh Prof. Hartati, S.Si., M.Si., Ph.D. dan Muhammad Ilham Wardhana Haeruddin, SE., MMktMgt sebagai Anggota Tim PKM.

Tujuan kegiatan ini untuk mengembangkan kemandirian masyarakat melalui peningkatan ekonomi kreatif dalam pengolahan Jamur Tiram dengan mengambil target mitra adalah Masyarakat Kelompok Wanita Tani di Desa Sokkolia, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa.


Jamur tiram memiliki protein yang tinggi sekitar 17,5% - 27% dengan lemak yang rendah 1,6-8% dan kadar serat pangan yang tinggi baik 8-11,5% yang dapat digunakan sebagai bahan makanan sehat.


Ketua PKM Prof. Ir. Halifah Pagarra menyampaikan bahwa kegiatan ini dilatarbelakangi masih terbatasnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat tentang budidaya jamur tiram dan diversifikasi olahan jamur tiram yang mempunyai bernilai ekonomi. Selama ini masyarakat mengolah dan mengkomsumsi jamur tiram sebagai olahan sayur dan krispi jamur tiram. Berdasarkan permasalahan yang ada, diupayakan solusi berupa peningkatan pengetahuan dan keterampilan Kelompok Wanita Tani dalam diversifikasi olahan jamur tiram sebagai bumbu bubuk kaldu jamur tiram dan petis jamur tiram.

“Jamur tiram memiliki protein yang tinggi sekitar 17,5% - 27% dengan lemak yang rendah 1,6-8% dan kadar serat pangan yang tinggi baik 8-11,5% yang dapat digunakan sebagai bahan makanan sehat. Untuk mengurangi penggunaan MSG, yaitu dengan menggunakan bumbu organik salah satunya adalah berbahan dasar jamur tiram. Hasil Analisis proksimat bumbu bubuk kaldu terdiri atas kadar protein sebesar 26,4%, kadar lemak 0,9%, kadar karbohidrat 64,3%, kadar abu 2% dan kadar serat sebesar 6,5%,” ujar Prof. Ir. Halifah Pagarra.

Salah satu anggota dari Kelompok Wanita Tani, Resnawati, S.Pd. sebagai Direktur CV. Surya Muda Mandiri. Saat ini CV tersebut baru memproduksi satu jenis olahan jamur tiram yaitu keripik.

“Kami sangat senang dengan kegiatan PKM ini yang membantu kami meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan masyarakat Kelompok Wanita Tani di desa Sokkolia khususnya pengolahan bumbu kaldu dan petis jamur,” ujar Resnawati.

Acara ini diakhiri dengan penyerahan sertifikat kepada para peserta PKM dan penyerahan alat pengering buah-buahan dan sayur-sayuran berupa Food Dehydrator dan alat penepung berupa Blender Tepung. []

Berita terkait
Tani Wanita Lereng Wilis Kediri Olah Tiwul Jadi Nasi Goreng
Kelompok tani di Lereng Gunung Wilis, Kabupaten Kediri memproduksi tiwul yang bisa menjadi bahas dasar menu nasi goreng.
Kelompok Wanita Tani Gowa Terima Bantuan Kementan
Mentar Syahrul Yasin Limpo menyerahkan bantuan sebesar Rp 60 juta kepada sejumlah Kelompok Wanita Tani di Kabupaten Gowa Sulsel.
Kaya Nutrisi, Ini 5 Manfaat dari Jamur Enoki untuk Kesehatan
Jenis jamur ini mulai ramai dikonsumsi di Indonesia seiring dengan maraknya aneka masakan pedas asal Korea.
0
Olah Jamur Tiram, Kelompok Wanita Tani Sokkolia Produksi Bumbu Kaldu Jamur dan Petis Jamur
Kegiatan pelatihan pengolahan jamur tiram dilaksanakan di Desa Sokkolia, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan.