Untuk Indonesia

Novel ‘Silariang’, Sepasang Kekasih Beda Kasta Kawin Lari

Dalam adat Bugis, perempuan yang memilih "Silariang" sama artinya sudah dianggap meninggal. Bagi pasangan ini ada risiko nyawa melayang.
Film Silariang mengangkat adat budaya Bugis-Makassar yang masih dipegang teguh sebagian masyarakat, sekaligus mengangkat destinasi pariwisata di wilayah tersebut. Pemeran utama pria film Silariang Bisma Karisma dan pemeran utama perempuan Andania Suri. (Foto: Ist)

Jakarta, (Tagar 18/10/2017) – Novel berjudul "Silariang", diadaptasi dari film berjudul sama dan ditulis oleh Oka Aurora mengangkat adat budaya suku Bugis Makassar sekaligus destinasi pariwisata di wilayah tersebut.

Syafawi Ahmad dari Penerbit Coconut Books Depok yang menerbitkan novel "Silariang" mengatakan, novel tersebut memiliki keunikan tersendiri karena justru diadaptasi dari sebuah film.

"Umumnya film diadaptasi dari novel tapi ini justru sebaliknya novel diadaptasi dari skenario film," kata Syafawi di Jakarta, Selasa (18/10).

Hal itu, kata dia, menjadi daya tarik tersendiri mengingat saat ini juga berkembang tren memperpanjang napas film dengan membukukan atau menovelkan skenario film.

Hal itu sekaligus mendongkrak minat baca generasi muda di Tanah Air.

Terlebih, kata Syafawi, novel "Silariang" mengisahkan cerita berlatar budaya Bugis Makasar dan destinasi wisata di wilayah itu salah satunya Ramang-Ramang yang begitu indah alamnya di Maros.

"'Silariang' yang artinya kawin lari ini mengisahkan tentang cinta berbeda kasta yang tidak direstui, antara seorang gadis bangsawan dengan pria dari kalangan masyarakat biasa," ujarnya.

Buku setebal 200 halaman itu ditulis oleh Oka Aurora (penulis Hijabers In Love) dari ide cerita produser film Ichwan Persada.

Sepasang kekasih itu memilih untuk "Silariang" atau kawin lari ketika cinta mereka tak direstui keluarga.

Dalam adat Bugis, perempuan yang memilih untuk "Silariang" sama artinya sudah dianggap telah meninggal oleh keluarganya meskipun masih hidup.

Bagi pasangan tersebut pun ada risiko nyawa melayang karena keduanya akan diburu untuk dibunuh oleh keluarga yang tak merestuinya.

"Maka ketika sepasang kekasih ini memilih untuk 'Silariang' dan hidup di sebuah desa terpencil maka konflik-konflik yang muncul menjadi sangat menarik untuk disimak," jelasnya.

Menurut Syafawi, kombinasi latar alam Makasar yang cantik dan adat budayanya yang unik menjadi sesuatu yang layak untuk disajikan sebagai pengetahuan yang mumpuni bagi generasi muda saat ini.

Novel "Silariang" telah diluncurkan belum lama ini. Di dalam filmnya para pemeran dipilih dari aktor dan aktris idola remaja di antaranya Bisma Karisma, salah satu mantan personel SM*SH dan Andania Suri sebagai pemeran lainnya.

Film "Silariang" akan tayang di layar lebar pada awal 2018 dan memberikan peluang novelnya untuk meluncur terlebih dahulu di pasaran.

Oka Aurora pada kesempatan sebelumnya kepada wartawan berpesan agar Bangsa Indonesia tidak menganggap enteng adat-istiadat dan membiarkannya hingga kemudian terkikis oleh waktu.

"Saya ingin generasi muda, terutama kaum millenial tahu bahwa kita pernah besar karena kita sangat mengagungkan adat dan tradisi," ucapnya. (ant/yps)

Berita terkait