Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan Karena Reuni 212

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah pada Senin, 2 Desember 2019. Namun bukan karena Reuni Akbar 212.
Dollar Rupiah. (Foto: wallscover)

Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah pada Senin sore, 2 Desember 2019. Namun, melemahnya rupiah bukan karena terpengaruh oleh Reuni Akbar 212 yang berlangsung di Monas, Gambir, Jakarta Pusat.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan melemahnya rupiah karena pengumuman data inflasi November 2019 sebesar 0,14 persen secara bulanan (mom), lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar yaitu 0,2 persen (mom). 

"Inflasi tersebut memberi indikasi bahwa konsumsi masyarakat Indonesia sedang berada di bawah tekanan, apalagi data penjualan ritel yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia ikut mengonfirmasi lemahnya konsumsi masyarakat," ucap Ibrahim di Jakarta, Senin, 2 Desember seperti dilansir dari Antara.

Bank Indonesia hari ini, kata dia juga melakukan intervensi di pasar valas dan obligasi dalam perdagangan Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), namun mata uang garuda tak serta merta kembali menguat.

"Pasar kembali fokus terhadap data eksternal yang kurang menguntungkan sehingga wajar kalau rupiah hari ini kembali melemah," ujarnya.

Rupiah ditutup melemah 17 poin atau 0,12 di level Rp 14.125 per dolar Amerika Serikat (AS) dibandingkan dengan posisi di hari sebelumnya yaitu Rp 14.108 per dolar AS.

Pada Senin pagi, rupiah dibuka melemah Rp 14.120 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp 14.120 per dolar AS hingga Rp 14.132 per dolar AS.

IHSGIlustrasi - Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. (Foto: Antara/Reno Esnir/pd)

Berbeda dengan melemahnya nilai tukar rupiah, indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) mengawali Desember dengan menguat hampir dua persen.

IHSG ditutup menguat 118,23 poin atau 1,97 persen ke posisi 6.130,06. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 21,44 poin atau 2,24 persen menjadi 978,26.

"Sentimen penggerak indeks hari ini yaitu window dressing. IHSG sendiri membuat rekor dengan menembus dua resistance sekaligus, dan karena sudah cukup tinggi umumnya akan terjadi aksi profit taking," kata analis Panin Sekuritas William Hartanto.

IHSG dibuka menguat pada Senin pagi bertahan di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham. Penutupan IHSG ini diiringi juga dengan aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual asing bersih atau net foreign sell sebesar Rp 148,46 miliar.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 541.337 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 12,99 miliar lembar saham senilai Rp 6,68 triliun. Sebanyak 284 saham naik, 117 saham menurun, dan 147 saham tidak bergerak nilainya.

Sementara itu, bursa saham regional Asia antara lain indeks Nikkei menguat 235,6 poin atau 1,01 persen ke 23.529,5, indeks Hang Seng menguat 98,2 poin atau 0,37 persen ke 26.444,7, dan indeks Straits Times melemah 5,95 poin atau 0,19 persen ke posisi 3.187,97. []

Berita terkait
PA 212 Bicara Spanduk Khilafah Berkibar di Reuni 212
Ketua Umum PA 212 merespons berkibarnya spanduk Khilafah berkibar saat Reuni 212 di Monas, Senin 2 Desember 2019.
PA 212 Minta Tuduhan Reuni Rugikan Publik Dibuktikan
Ketua PA 212 Jawa Barat Nonof Hanafi, mengaku geram dengan adanya pihak-pihak yang menganggap helatan akbar Reuni 212 merugikan kepentingan publik.
Agenda Terselubung Reuni Akbar PA 212
Peneliti Indo Barometer Asep Saepudin menyebut ada agenda terselubung di reuni 212, Senin 2 Desember 2019. Yakni menolak Ahok dan menekan Jokowi
0
Sekjen PBB Ingatkan Risiko Nyata Kelaparan Akut Tahun Ini
Tahun 2023 bisa lebih buruk lagi, ini disampaikan Sekjen PBB dalam konferensi internasional tentang ketahanan pangan global di Berlin