Jakarta - Indonesia kaya akan keindahan alam bawah lautnya. Maka dari itu banyak diver hilir mudik ke spot-spot diving di Tanah Air. Namun pandemi menghantam sektor pariwisata. Menyusun strategi agar kembali menarik minat diver dunia, Kemenparekraf menerbitkan protokol kesehatan khusus wisata selam.
Karena kita tahu diving ini sangat banyak berhubungan dengan mulut, jadi droplet itu banyak sekali.
Protokol kesehatan wisata selam itu berbasis CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, & Environmental Sustainability). Dirilis Kemenparekraf agar sektor pariwisata khususnya wisata selam yang terdampak luar biasa pandemi bisa bangkit di masa adaptasi kebiasaan baru
"Panduan CHSE wisata selam ini salah satu strategi yang telah disusun bersama-sama menjadi kesatuan yang penting dalam upaya memberikan rasa aman untuk melakukan wisata selam," kata Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Event) Kemenparekraf Rizki Handayani, dikutip dari keterangan resmi yang diterima Tagar, Kamis, 5 November 2020.
"Karena kita tahu diving ini sangat banyak berhubungan dengan mulut, jadi droplet itu banyak sekali. Maka dengan panduan ini, bisa menimbulkan rasa aman dan nyaman wisatawan untuk diving," sambungnya.
Diterbitkannya protokol kesehatan khusus wisata selam ini juga sebagai panduan bagi pelaku dan juga wisatawan melakukan aktivitas selam. Penerapan protokol kesehatan tidak hanya memastikan kesiapan industri untuk bangkit tapi juga meningkatkan kepercayaan wisatawan.
Rizki mengatakan, diver mancanegara siap datang melihat keragaman terumbu karang dan karang terindah di bumi yang terdapat di Indonesia. Maka dari itu, Indonesia harus mempersiapkan kenyamanan dan keamanan bagi wisatawan.
"Kami sudah melakukan pertemuan dengan pelaku usaha wisata selam di beberapa negara beberapa waktu lalu bagaimana market di Eropa, Amerika, Australia, dan China. Dan mereka sebenarnya sudah siap untuk datang kembali ke Indonesia. Kami berharap ke depannya bisa dilaksanakan dengan standar protokol kesehatan," tutur Rizki.