Ngabuburit Sambil Menjajal Alkid di Yogyakarta

Ngabuburit asyikdi Alun-alun selatan Yogyakarta. Warga setempat lebih akrabnya menyebutnya Alun-alun Kidul atau Alkid
Sambil menunggu waktu berbuka, seorang warga mencoba melewati beringin kembar dengan mata tertutup di Alun-alun Kidul Yogyakarta. (Foto: Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Banyak tempat menarik sambil menunggu waktu berbuka di Yogyakarta. Salah satunya di Alun-alun selatan Yogyakarta. Warga setempat lebih akrabnya menyebutnya Alun-alun Kidul atau Alkid.

Banyak hal yang bisa dijajal di ruang publik ini. Salah satu yang paling terkenal adalah menjajal permainan masangin. Permainan ini sederhana. Yakni berjalan dengan mata tertutup menembus di antara dua pohon beringin di tengah Alkid. Orang biasanya menyebutnya beringin kembar.

Konon, beringin kembar ini penuh mitos, termasuk masangin ini. Mitos itu adalah, barang siapa yang berhasil berjalan dengan mata tertutup di antara beringin kembar itu, hajat dan keinginannya terkabul.

Mitos itu masih bertahan sampai saat ini, meski era sudah modern. Tidak heran, banyak pelancong ingin mencoba masangin ini. Warga sekitar pun menyediakan jasa persewaan penutup mata di sana. Sewanya murah, Rp 5.000 untuk sepuasnya.

Kartika (20), warga Magelang yang penasaran menjajal mitos itu. Dia menyewa penutup mata dan mencoba masangin. "Cuma penasaran, ternyata susah juga. Berjalan dengan mata tertutup melewati dua lohon beringin," katanya, Kamis 16 Mei 2019.

Berkali-kali mahasiswi kampus swasta di Yogyakarta ini mencobanya. Usahanya yang ketujuh akhirnya berhasil. Dia mampu melewati beringin kembar dengan mata tertutup.

Dia sendiri tidak percaya sepenuhnya, bisa melewati beringin kembar dengan mata tertutup akan dikabulkan keinginannya. "Namanya juga mitos kan," imbuhnya.

Tika, sapaan akrabnya, berpendapat, jika hajatnya terkabul maka perlu usaha keras. "Bagi saya, keinginan akan terkabul jika ada usaha. Kerja keras tidak akan mengkhianati hasil, itu kata orang bijak," paparnya.

Mitos beringin kembar dan masangin ini konon sudah ada sejak Keraton Yogyakarta mentradisikan tapa bisu. Tradisi tapa bisu biasanya dilakukan setiap malam 1 Sura. Para prajurit dan abdi dalem mengelilingi benteng Keraton tanpa mengucapkan kata sedikit pun.

Prajurit dan abdi dalem melakoni tapa bisu ini dengan pakaian adat Jawa lengkap. Diawali dari halaman Keraton berjalan melewati dua beringin kembar itu.

Mereka menyakini dengan melewati beringin kembar itu, akan mendapat berkah dan perlindungan dark serangan musuh. Dari tradisi ini, mitos beringin kembar dan masangin berkembang lestari sampai saat ini.

Terlepas percaya atau tidak, faktanya banyak orang mencoba masangin ini. Warga setempat juga mendapat pendapatan sampingan dari persewaan alat penutup mata.

Arif, penyedia jasa penutup mata, mengatakan, orang yang ingin mencoba masangin tidak harus menyewa penutup mata. "Tidak harus sewa, boleh kok bawa (penutup mata) dari rumah. Saya hanya penyedia tidak memaksa," ungkapnya. []

Baca juga:

Berita terkait