Jakarta - President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan penumpang pesawat mulai beradaptasi terhadap protokol kesehatan kebiasaan baru (new normal) Covid-19. Penumpang pesawat, kata dia kini memperhatikan perilaku yang lebih mengedepankan aspek kesehatan dan kebersihan.
“Pemandangan penumpang pesawat yang berhenti di depan mesin otomatis hand sanitizer untuk kemudian membersihkan tangan adalah hal yang biasa. Mereka kini lebih memperhatikan aspek kesehatan dan kebersihan,” kata Muhammad Awaluddin seperti dikutip Tagar dalam angkasapura2.co.id, Rabu, 17 Juni 2020.
Adapun kebiasaan baru penumpang pesawat dan pengunjung di bandara-bandara PT Angkasa Pura II, di antaranya sebagai berikut.
1. Menggunakan masker
Penggunaan masker menjadi kebiasaan baru bagi penumpang pesawat, bahkan menjadi suatu hal yang wajib. Penumpang menggunakan masker mulai dari bandara hingga saat berada di pesawat.
2. Sering mencuci tangan
Penumpang pesawat dan pengunjung bandara menjadi lebih sering mencuci tangan baik itu menggunakan hand sanitizer mau pun dengan air mengalir di wastafel.
Sejak pandemi diumumkan pada Maret 2020, Angkasa Pura II menyediakan 355 mesin otomatis hand sanitizer di 19 bandara yang dikelola perseroan. Selain itu, Angkasa Pura II juga menambah 53 wastafel guna melengkapi wastafel yang sudah ada di toilet dan tempat lainnya.
3. Menerapkan physical distancing
Penumpang pesawat kini sangat memahami pentingnya physical distancing. Di ruang tunggu (boarding lounge) atau di titik-titik antrean, penumpang pesawat menerapkan physical distancing bahkan terkadang tanpa diingatkan.
4. Menjalani PCR test atau Rapid test
Di masa adaptasi kebiasaan baru ini, setiap penumpang pesawat harus melakukan PCR test dengan hasil negatif Covid-19 dan rapid test dengan hasil non-reaktif Covid-19.
5. Membawa dokumen sebagai syarat perjalanan
Bagi penumpang rute domestik saat ini diwajibkan membawa identitas diri dan dokumen surat hasil PCR test (berlaku 7 hari pada saat keberangkatan) atau rapid test (berlaku 3 hari pada saat keberangkatan) untuk diperiksa di bandara.
6. Tiba lebih awal
Di tengah pandemi, penumpang pesawat sangat mematuhi prosedur penerbangan yang ditetapkan pemerintah jika dibandingkan dengan kondisi normal. Penumpang pesawat menurutnya kini tiba di bandara jauh lebih awal untuk memproses keberangkatan.
"Seperti misalnya di Bandara Soekarno-Hatta, biasanya mungkin mereka tiba satu jam sebelum keberangkatan domestik, sekarang calon penumpang sudah ada di bandara 2-3 jam sebelum keberangkatan," tuturnya.
7. Memilih layanan touchless
Di masa pandemi ini, sentuhan dengan berbagai benda memang harus dikurangi. Penumpang pesawat pun memilih itu sebagai kebiasaan baru. Menyusul hal tersebut, Angkasa Pura II menyediakan fasilitas touchless seperti misalnya tombol pedal kaki di lift, wastafel otomatis, mesin hand sanitizer otomatis dan lain sebagainya.
8. Mengukur suhu tubuh
Pengukuran suhu tubuh yang dilakukan penumpang pesawat kini menjadi hal yang biasa di bandara Angkasa Pura II. Di seluruh bandara Angkasa Pura II saat ini terdapat 82 alat thermos gun dan 29 thermal scanner guna mengukur suhu tubuh penumpang.
9. Self check-in
Melakukan check-in secara mandiri merupakan kebiasaan baru di tengah pandemi Covid-19. Di seluruh bandara Angkasa Pura II, setiap bulannya penumpang yang melakukan self check-in di tengah pandemi ini berkisar 1.000-2.000 penumpang, atau 10 persen lebih dari total penumpang saat pembatasan penerbangan.
10. Transaksi cashless
Penumpang pesawat saat ini lebih sering bertransaksi secara cashless, tidak menggunakan uang kertas atau logam guna menekan risiko penyebaran. Transaksi secara cashless juga menghindari kasir dan pelanggan saling melakukan kontak fisik.
Dalam waktu dekat, ia menuturkan Angkasa Pura II akan meluncurkan Travelation untuk memeriksa dokumen secara digital. Melalui Travelation, calon penumpang pesawat dapat mengunggah berkas yang diperlukan sebagai syarat diperbolehkan terbang.
Pasalnya, digitalisasi di segala aspek memang menjadi suatu keharusan terlebih di saat kondisi seperti ini.
"Tuntutannya adalah efisiensi dalam hal waktu di tengah adanya prosedur tambahan yang harus dijalani penumpang pesawat, dan salah satu solusi adalah melalui Travelation," tuturnya.