Jakarta - PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan salah satu perseroan pelat merah yang mampu mempertahankan bisnisnya di tengah pandemi Covid-19. Meski tertekan karena laju perjalanan orang dengan pesawat berkurang, AP II hingga saat ini masih mampu mengoperasikan 19 bandara untuk melayani penerbangan.
President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan sejak Maret 2020 atau saat pandemi ditetapkan, pihaknya berupaya agar konektivitas udara Indonesia tetap terjaga dengan fokus pada tiga program kelangsungan bisnis (business survival).
“Fokus di dalam business survival itu adalah memperhitungkan pengeluaran dengan ketat melalui program Cost Leadership, lalu memangkas capex, serta memperketat cash flow management,” ujar Muhammad Awaluddin seperti dikutip Tagar dalam angkasapura2.co.id, Rabu, 17 Juni 2020.
Tiga program AP II yaitu sebagai berikut.
1. Capex Disbursement
Pada awal 2020 Angkasa Pura II menetapkan capex Rp 7,8 triliun. Tapi karena pandemi Covid-19, capex dipangkas menjadi Rp 1,4 triliun, dan diperketat lagi menjadi Rp1,1 triliun.
Capex tahun ini khusus digunakan untuk proyek yang bersifat multiyears, pemeliharaan fasilitas guna menjamin keamanan, keselamatan, pelayanan, serta perumusan desain Terminal 4 Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
“Tahun ini bukan tahun ekspansi bagi PT Angkasa Pura II karena kami memperhitungkan segala sesuatunya di tengah pandemi ini,” tuturnya.
2. Cost Leadership
Angkasa Pura II juga memperketat ikat pinggang dengan melakukan penghematan dari sisi operasional di 19 bandara. Penghematan misalnya menekan biaya fasilitas dan layanan nonprioritas memperhatikan kondisi yang ada di mana lalu lintas penumpang pesawat juga berkurang.
Salah satu contoh penghematan yang dilakukan di Soekarno-Hatta adalah menutup sementara Terminal 1 dan Terminal 2F. Upaya tersebut untuk melakukan pengaturan pola operasional guna mendukung Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Selain itu, operasional Skytrain yang merupakan moda transportasi kereta listrik antar-terminal untuk sementara dihentikan.
“Melalui cost leadership, penghematan dari sisi operasional di 19 bandara cukup besar, bisa dilakukan penghematan hingga 70 persen dari perkiraan cost yang kami perkirakan pada awal tahun. Secara grup termasuk anak usaha, penghematan bisa dilakukan mencapai 60 persen. Nominal penghematan cukup besar,” tuturnya.
3. Cash flow Management
Perseroan mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam mengelola arus kas. Di tengah pandemi ini arus kas masuk (cash inflow) memang tengah tertekan dikarenakan lalu lintas penumpang turun, namun masih didukung dari tetap terjaganya bisnis angkutan kargo.
Di samping itu, sejumlah bank termasuk yang ada di dalam Himbara juga telah memberikan fasilitas pinjaman ke PT Angkasa Pura II. Adapun arus kas keluar (cash out flow) berupaya dikelola dengan baik, yang di antaranya dilakukan melalui cost leadership.
“Kami berupaya menyeimbangkan arus kas masuk dan arus kas keluar di tengah pandemi ini. Hingga saat ini PT Angkasa Pura II mampu menjaga ini, sehingga nantinya mampu kembali melakukan ekspansi ketika pandemi terkendali,” ucapnya.
Melalui Cost Leadership, Capex Disbursement, dan Cash Flow Management, di tengah pandemi ini kata dia Angkasa Pura II dapat mempertahankan operasional 19 bandara.
Bandara perseroan pun memiliki kesiapan beroperasi di tengah pandemi dengan berbagai fasilitas dan perlengkapan, mengikuti dinamisnya prosedur atau regulasi yang menyesuaikan dengan perkembangan terkini, beroperasi secara lebih ramping dan optimal serta menghadirkan inovasi layanan misalnya berbagai fasilitas touchless di Soekarno-Hatta.
Bandara Internasional Soekarno-Hatta, bahkan tetap beroperasi 24 jam setiap hari untuk mendukung penanganan Covid-19. Sebab, Soekarno-Hatta menjadi titik ketibaan arus bantuan logistik transportasi udara guna membantu Indonesia menghadapi Covid-19.
Selain itu, Soekarno-Hatta juga menjadi bandara utama melayani penerbangan repatriasi guna mengantar pulang WNI.
“Angkasa Pura II berupaya selalu mendukung penanganan Covid-19 dengan kemampuan dan sumber daya yang kami miliki dan bekerjasama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kementerian Kesehatan, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 serta stakeholder lainnya,” kata dia. []