Nelayan di Tegal Hilang, Perahunya Mengapung di Laut

Seorang nelayan di Tegal hilang di laut sejak Kamis, 9 Januari 2020. Hanya ditemukan perahu mengapung dalam kondisi mesin menyala.
Anggota Basarnas dan BPBD bersiap melakukan pencarian nelayan yang hilang di kawasan Pantai Alam Indah Kota Tegal, Jumat, 10 Januari 2020. (Foto: Tagar/Farid Firdaus)

Tegal ‎- Seorang nelayan di Kota Tegal, Jawa Tengah, Surono 45 tahun, hilang saat sedang melaut di perairan Laut Jawa. Perahu korban didapati dalam kondisi mengapung dan mesin masih menyala.

Surono pertama kali dilaporkan hilang pada Kamis, 9 Januari 2020. Upaya pencarian yang dilakukan personel gabungan dari Satuan Polair Polres Tegal Kota, Basarnas Kantor SAR Semarang, dan BPBD Kota Tegal hingga Jumat sore, 10 Januari 2020 belum‎ menemukan warga Kelurahan Muarareja, Kecamatan Tegal Barat itu.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Tegal, Riswanto mengatakan sebelum dilaporkan hilang oleh keluarganya ke S‎atuan Polair, perahu sopek korban didapati oleh nelayan lain terapung di perairan sebelah utara Pelabuhan Tegalsari, kemarin sekitar pukul 11.30 WIB.

"Perahunya dalam kondisi mesin hidup dan jaring sudah disebar, belum ditarik, tapi korban tidak ada," kata Riswanto, Jumat, 10‎ Januari 2020.

Perahu berukuran di bawah 10 gross ton dengan tulisan Rani JY di bagian lambungnya itu kemudian ditarik ke darat. Pencarian kemudian dilakukan oleh Satuan Polair menggunakan kapal patroli. Namun hingga dihentikan sore hari karena terkendala cuaca buruk, upaya itu tidak membuahkan hasil.

Perahunya dalam kondisi mesin hidup dan jaring sudah disebar, belum ditarik, tapi korban tidak ada.

Pencarian dilanjutkan kembali pada tadi pagi. Kali ini pencarian melibatkan sekitar 50 personel gabungan dari Polair, Basarnas Kantor Semarang, BPBD Kota Tegal dan relawan SAR lainnya. Operasi pencarian menggunakan dua perahu karet juga belum berhasil menemukan korban.

‎Rescuer Basarnas Kantor SAR Semarang Edy Setiawan mengatakan, pencarian dilakukan di sekitar area lokasi perahu korban ditemukan yang berjarak sekitar tiga kilometer dari darat. "Pencarian sudah maksimal, tapi korban belum ditemukan," ujarnya. 

Menurut Edy, pencarian terkendala cuaca buruk. Selain berangin kencang, tinggi ombak di lokasi pencarian mencapai‎ satu meter. "Selain itu juga turun hujan. Besok, upaya pencarian akan kembali kami maksimalkan. Mudah-mudahan cuaca mendukung," ungkapnya.

Terkait penyebab korban hilang, Edy menduga korban jatuh terpeleset dari perahu saat sedang memasang jaring. "Saat ditemukan, perahunya dalam kondisi mesin menyala," ucapnya.

‎Istri korban, Rodiyah, 44 tahun, menuturkan, suaminya berangkat melaut untuk mencari ikan dan cumi Kamis, 9 Januari 2020 sekitar pukul 04.00 WIB.

"Biasanya jam 12.00 sudah pulang. Tapi saat itu saya nunggu di dermaga Muarareja enggak pulang-pulang. Cuma perahunya yang pulang dan saya dikabari kalau suami saya hilang," ‎kata Rodiyah saat ditemui di rumahnya di RT 1 RW 2 Kelurahan Muarareja. 

Menurut Rodiyah yang tampak masih syok, suaminya baru berangkat melaut lagi selama lima hari setelah libur tidak melaut saat Tahun Baru.

"Kalau melaut sama anak saya yang kedua. Tapi pas hari Kamis itu sendirian karena anak saya main saya main enggak pulang," tuturnya. []

Baca juga:

Berita terkait
Ombak Tinggi, Nelayan di Jeneponto Takut Melaut
Akibat cuaca buruk, nelayan di pesisir pantai Kelurahan Biringkassi dan Pabiringa, Kecamatan Binamu, Jeneponto tidak melaut.
Cuaca Ekstrem, Risma Imbau Nelayan Pantau WID
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjelaskan kegunaan Weather Information Display (WID) untuk mendapatkan informasi cuaca bagi nelayan.
Menteri Luhut Paksa Nelayan Pantura Pindah ke Natuna
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan akan memaksa nelayan-nelayan Pantura pindah ke Natuna.
0
Menkeu AS dan Deputi PM Kanada Bahas Inflasi dan Efek Perang di Ukraina
Yellen bertemu dengan Freeland dan janjikan kerja sama berbagai hal mulai dari sanksi terhadap Rusia hingga peningkatan produksi energi