NATO Perkuat Kehadiran Militer di Eropa Timur

NATO memperkuat kehadiran militernya untuk membela negara-negara sekutu di Eropa timur
Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, mengecam invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Jakarta - NATO memperkuat kehadiran militernya untuk membela negara-negara sekutu di Eropa timur, jika perlu, kata aliansi militer itu beberapa jam setelah pasukan Rusia melancarkan invasi ke Ukraina.

“Kami mengerahkan pasukan pertahanan darat dan udara tambahan ke bagian timur aliansi, serta aset maritim tambahan,” kata NATO dalam sebuah pernyataan.

Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan pada konferensi pers di Brussels, Belgia, bahwa serangan Rusia adalah "invasi yang disengaja, berdarah dingin dan telah lama direncanakan" dan bahwa NATO mengaktifkan rencana pertahanan untuk negara-negara anggota.

twit natoTwit NATO @NATO (Foto: voaindonesia.com)

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan apa yang ia sebut operasi militer "khusus" di Ukraina timur, sebagai tanggapan atas apa yang disebutnya sebagai ancaman Ukraina. Ia memperingatkan negara-negara lain agar tidak mengintervensi. Jika campur tangan, kata Putin, mereka akan menghadapi "konsekuensi yang belum pernah mereka alami."

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengatakan pemerintah memberlakukan darurat militer di seluruh negeri setelah "Rusia menyerang negara kami pada pagi hari, seperti dilakukan Nazi Jerman dalam tahun-tahun Perang Dunia II."

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengatakan rakyat Ukraina menderita “serangan yang tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan oleh pasukan militer Rusia.” (ka/lt)/voaindonesia.com. []

PBB Sebut Rusia Melanggar Kedaulatan Ukraina

Reaksi Dunia Atas Tindakan Rusia Terhadap Ukraina

Warga Ukraina di Amerika Unjuk Rasa

Anggota Kongres Amerika Desak Biden Menghukum Putin

Berita terkait
NATO Aktifkan Siaga Pertahanan Hadapi Perang Rusia
Sekjen NATO minta semua negara anggota menyiagakan militer dan sistem pertahanan untuk mengantisipasi perkembangan
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja