Semarang - Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) Kota Semarang jilid dua dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19 segera berakhir. Kebijakan tersebut selesai Minggu, 7 Juni 2020.
Hingga dua hari sebelum PKM jilid dua berakhir, Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang belum memutuskan opsi melanjutkan kebijakan PKM, PSBB, new normal atau justru mengambil skenario lain.
Kalau new normal secara keseluruhan, lupakan sajalah.
Kebijakan lanjut menyikapi pandemi Covid-19 itu akan diputuskan di rapat bersama antara Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi dengan pejabat dan instansi terkait Sabtu, 6 Juni 2020.
"Kami rapatkan Sabtu besok Mas," kata Hendrar Prihadi kepada Tagar, Jumat, 5 Juni 2020.
Hendi, sapaan akrab Wali Kota Semarang, saat rapat evaluasi PKM jilid dua pada Selasa 2 Juni 2020 memberi sinyal untuk tidak menerapkan tata kehidupan baru secara keseluruhan.
"Kalau new normal secara keseluruhan, lupakan sajalah. karena setelah kami hitung RO (reproductive number) sampai sampai 31 Mei angkanya masih 1,47," tutur dia.
Menurut Hendi, dengan kondisi tersebut, Kota Semarang belum bisa menerapkan normal yang baru di semua kegiatan masyarakat. Sebab untuk bisa new normal, nilai RO harus di bawah angka satu.
"Beberapa kriteria bisa dipenuhi, hanya saja kendala di Kota Semarang new normalnya harus di bawah angka satu. Nah, jika harus mengejar (pasien Covid-19) sembuh menjadi 50 orang, ini angka yang menurut saya sangat berat," katanya.
Karena itu, jika memang akan menerapkan new normal, Kota Semarang hanya bisa menerapkan hal itu di sektor tertentu yang memang dibutuhkan masyarakat namun tidak berpotensi menjadi klaster baru penyebaran Covid-19.
Hendi menyebut sektor keagamaan dan olahraga punya kemungkinan diberlakukan kebijakan tatanan baru. "Sektor yang sangat mendesak saja, seperti yang dirapatkan hari ini sektor tempat ibadah dan olahraga," ucap dia.
Di sektor pendidikan, hendi menyatakan saat ini para pelajar masih libur. "Anak TK, SD, SMP, SMA masih libur, jadi saya rasa tidak usah didiskusikan sekarang, nanti saja mendekati mereka kalau jadwal mau masuk sekolah, nanti kami diskusikan dengan sekolah apakah mereka mampu atau belum mampu," tuturnya.
Disinggung apakan PKM diperpanjang, Hendi mengaku belum bisa memutuskan. "Tapi nada-nadanya jika melihat angka penderita yang tidak turun atau stagnan, tapi terus naik, dengan kondisi seperti itu kawan-kawan bisa mencerna sendiri kira-kira seperti apa kemungkinan itu," tutur dia.
Pun demikian dengan PSBB. Hendi mengaku belum kepikiran untuk menerapkan kebijakan itu. "Saya belum melihat perlu seperti itu, tapi kami akan tingkatkan lebih masif lagi patroli, termasuk tes acak. Kami akan pastikan saat ini lebih banyak swab ketimbang rapid test-nya," katanya. []
Baca juga:
- Jumatan Pertama Ganjar saat Pandemi di Gradhika
- Ketika Ganjar Buyarkan Kerumunan di Bandara Semarang
- Semangat Kakek Nenek di Semarang Bantu Tangani Covid