Nasib Boeing 737 Max Seusai Pembaruan Sistem

Perusahaan aviasi asal Amerika Serikat (AS), Boeing mengaku telah menyelesaikan pembaruan sistem MCAS yang disematkan sejak 2011.
Pesawat Boeing 737 Max 8. (Foto: www.boeing.com)

Jakarta - Perusahaan aviasi asal Amerika Serikat (AS), Boeing mengaku telah menyelesaikan pembaruan terhadap perangkat sistem Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS) yang telah disematkan dalam seluruh produk Boeing 737 Max, sejak dipasarkan pada 2011.

Pihak Boeing yang diwakili Chief Executive Officer (CEO) Dennis Muilenburg akan memberikan pemberitahuan resmi kepada publik mengenai pembaruan MCAS pada Selasa, 10 September 2019 mendatang seperti dilansir dari laporan Agence France-Presse (AFP).

Dennis MuilenburgBoeing Chief Executive Dennis Muilenburg. (Foto: Instagram/@aerospacerules)

Pembaruan sistem pada MCAS dipastikan akan mengacu pada standar keselamatan yang ditetapkan oleh beberapa komite keselamatan penerbangan di seluruh dunia seperti Amerika Serikat melalui Federal Aviation Administration (FAA) dan National Aeronautics and Space Administration (NASA) serta Uni Eropa melalui European Union Aviation Safety Agency (EASA).

Selain itu, pihak Pemerintah Brazil, Kanada, Cina, Uni Emirat Arab, Jepang, Singapura, dan Indonesia menetapkan standar keselamatan melalui Joint Technical Authorities Review (JATR).

Menurut pihak Boeing, pengiriman dan instalasi sistem baru MCAS tidak akan selesai dengan cepat. Setidaknya, diperkikaran beberapa minggu untuk mengirim dan meninstalasi sistem MCAS pada 382 pesawat Boeing 737 Max 3 yang saat ini dikandangkan di seluruh dunia, termasuk 10 unit milik Lion Air dan satu unit milik Garuda.

Boeing 737 Max merupakan pesawat jet berbadan sempit generasi terbaru dari Boeing yag diklaim lebih hemat 14% dari generasi sebelumnya. Pesawat ini, awalnya diproduksi untuk menggantikan generasi sebelumnya, Boeing 737 Next Generation yang telah mengudara sejak tahun 1997. 

Lion AirHasil penemuan kecelakan Lion Air JT 610 di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/11). (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Namun, FAA meminta seluruh maskapai penerbangan mengandangkan armada Boeing 737 Max sejak 10 Maret 2019. Karena, produk terbaru Boeing mengalami dua kecelakaan dalam kurun waktu tiga bulan. 

Kecelakaan pertama menimpa pesawat Lion Air dengan penerbangan JT610 pada 29 Oktober 2018, lalu kedua kecelakaan maskapai milik Pemerintah Ethiopia, Ethiopia Airlines dengan nomor penerbangan ET302 pada 10 Maret 2019 yang keduanya menewaskan 346 jiwa. 

Hasil investigasi FAA menunjukkan adanya malfungsi sistem MCAS pada seluruh unit Boeing 737 Max. FAA juga menuding Boeing tidak memberikan pemberitahuan dan pelatihan khusus kepada seluruh pilot mengenai sistem tersebut. []

Berita terkait
Dua Kali Jatuh, Dirjen Perhubungan Udara Larang Terbang Boeing 737 MAX 8
Kebijakan untuk memastikan pesawat yang beroperasi di Indonesia dalam kondisi laik terbang.
Empat Fakta Pesawat Boeing 737 Ethiopian Airlines yang Jatuh
Ini empat fakta pesawat Boeing 737 Ethiopian Airlines yang jatuh.
Tentang Boeing 737 MAX 8, Pesawat Unggulan yang Dua Kali Jatuh
Tentang Boeing 737 MAX 8, pesawat unggulan yang dua kali jatuh. Pertama di Tanjung Karawang Jawa Barat, kedua di Ethiopia.
0
Usai Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda.