Nadya Hutagalung dan Tiga Tokoh Diaspora Berdarah Batak

Meski tidak hidup di tanah kelahirannya, tetapi Nadya Hutagalung dan tiga tokoh ini menjadi diaspora Indonesia di luar negeri.
Orang Batak menopang tas tandok di atas kepala dalam acara adat. (Sumber: Dokumentasi Kemenpar)

Jakarta - Meski tidak hidup di tanah kelahirannya, tetapi sejumlah orang Batak menjadi diaspora Indonesia di luar negeri ini mampu membuktikan diri sebagai orang sukses atau terpandang di negeri orang. Merantau ke luar negeri dan menjadi diaspora bukan tanpa alasan.

Ada yang memang merantau untuk mencari kehidupan yang lebih baik, atau terpaksa meninggalkan Indonesia karena dianggap berkhianat.

Berikut empat tokoh diaspora berdarah Batak:

1. Nadya Hutagalung

Nadya Hutagalung merupakan model dan presenter acara TV. Meskipun sering terlihat di layar kaca Indonesia sebagai model iklan, ternyata wanita kelahiran Sydney, Australia ini merupakan salah satu diaspora Indonesia. Ia memulai karir sebagai model di Tokyo, Jepang, pada usia 12 tahun. Istri dari Desmond Koh ini juga terkenal sebagai pebisnis. Nadya diketahui memiliki merek perhiasan bernama Osel.

2. Batara Ningrat Simatupang

Batara merupakan ekonom yang juga adik kandung salah satu tokoh militer era pra dan pasca-kemerdekaan Indonesia, T.B. Simatupang. Batara dikenal dengan aktivitasnya di dunia ekonomi dan politik. Awalnya Batara diminta untuk mengambil gelar doktor dalam ilmu ekonomi sosialis Universitas Warsawa. Karena dianggap tidak mengakui pemerintahan Orde Baru yang dibawah rezim Soeharto, paspornya dicabut dan tidak memiliki kewarganegaraan.

Batara sempat berpindah-pindah negara untuk mencari suaka dan melanjutkan studinya. Batara akhirnya memperoleh kewarganegaraan Belanda di tahun 1985. Pada 1992, ia juga memperoleh gelar Doctor of Philosophy (Ph.D.) dalam ilmu ekonomi setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul The Polish Economic Crisis 1979-1982, di Universitas Amsterdam. 

3. Alan Hogeland

Alan memiliki nama asli Kamaludin Rangkuti. Ia merupakan salah satu penyair eksil asal Indonesia yang tersohor. Menempuh pendidikan hukum di Universitas Sumatera Utara, Kamal aktif dalam pergerakan mahasiswa di bidang akademik dan seni. Sewaktu masih mahasiswa, ia tercatat sebagai ketua senat mahasiswa Fakultas Hukum. Ia juga menjabat sebagai ketua Lembaga Kesenian Rakyat (Lekra) Sumatera Utara. 

.Pada tahun 1964 Ia mendapat undangan menjadi tenaga pengajar di Tiongkok. Akibat aktivitas nya yang dianggap dekat dengan paham komunisme oleh Orde Baru, Kamal juga merasakan nasib sebagai diaspora. Salah satu puisi terbaiknya berjudul Sekadar Menjalankan Kewajiban’.

4. Irma Pane

Penyanyi pop Irma Pane lebih dikenal di luar negeri. Putri dari Mayjen. Purn. TNI, Timur Pane ini lebih banyak berkarir di Amerika Utara dan Asia. Irma yang terkenal dengan lagu Haruskah juga cukup populer di Amerika dan Kanada. Setelah 26 tahun berkarir dalam blantika musik Indonesia ia memilih pensiun dan kembali ke Indonesia.

Baca juga: 

Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.