Mutasi Virus Corona New York dan California Mencemaskan

Mutasi virus corona yang terjadi dengan cepat di New York dan California, AS, dilaporkan memembuat para peneliti cemas
Ribuan bendera di moumen untuk peringati 50.000 korban meninggal akibat virus corona (Covid-19) di Amerika Serikat (Foto: dw.com/id)

Jakarta – Terjadi mutasi virus corona (Covid-19) di New York dan California, Amerika Serikat (AS), dilaporkan menyebar cepat. Sejauh ini belum diketahui, apakah varian ini lebih mudah menular atau mereduksi keampuhan efek vaksin. Mutasi ini dilaporkan mencemaskan para peneliti di AS. Alexander Freund melaporkannya untuk dw.com/id.

Laporan terakhir situs independen, worldometer, menunjukkan sampai tanggal 7 Maret 2021 jumlah kasus positif virus corona di AS mencapai 29.689.485 dengan 537.784 kematian. Jumlah kasus terbanyak di negara bagian: California 3.598.383, Texas 2.697.896, Florida 1.944.995, New York 1.732.125, Illinois 1.198.335, dan Georgia 1.023.487.

Virus Corona SARS-CoV-2 terbukti terus melakukan mutasi. Kebanyakan mutasinya tidak dianggap penting. Tapi ada beberapa varian virus corona mutasi yang membuat para penanggung jawab penanggulangan pandemi dan para ilmuwan cemas.

setengah tiangPresiden Joe Biden, Ibu Negara Jill Biden, Wakil Presiden Kamala Harris dan suaminya Doug Emhoff, menundukkan kepala untuk menghormati 500 ribu warga Amerika yang meninggal karena Covid-19, di Gedung Putih, Senin, 22 Februari 2021. (Foto: voaindonesia.com/Associated Press)

Sebelumnya ada tiga varian virus mutasi corona yang diketahui menular sangat cepat bahkan sebagian memicu gejala sakit berat Covid-19, yakni varian mutasi Inggris, Afrika Selatan dan varian mutasi Brasil. Varian virus corona ini bahkan ditakutkan membuat efek vaksinasi berkurang.

Varian virus corona mutasi teranyar yang membuat para pakar dan penanggung jawab kesehatan makin khawatir adalah yang muncul di Amerika Serikat. Tidak tanggung-tanggung dua varian mutasi muncul, yakni varian New York yang disebut tipe B 1.526 serta varian California yang disebut tipe B.1.429 dan B.1.427.

1. Menyebar Sangat Cepat?

Varian mutasi corona New York ditemukan bulan November 2020, mirip dengan varian virus corona mutasi Afrika Selatan B 1.351. Sampai pertengahan bulan Februari lalu tercatat 12% semua sequencing sampel kasus di New York terinfeksi varian mutasi ini.

warga antreWarga antre di tempat parkir Disneyland untuk vaksinasi massal Covid-19, di Anaheim, California, AS, 13 Januari 2021 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Mario Anzuoni)

Sejauh ini belum diketahui, apakah varian New York betul-betul lebih menular dan lebih berbahaya? Juga belum diketahui, apakah virus mutasi ini menurunkan keampuhkan vaksin yang sudah berizin?

Sementara varian mutasi California B.1.427 dan B.1.429 yang ditemukan Juli 2020 dari data yang dihimpun tidak menyebar secepat varian Inggris B.1.1.7. Namun memicu beban virus dua kali lipat dari varian Wuhan.

Varian mutasi California dilaporkan ditemukan pada 25% sampel sequencing gen. Juga disebutkan, ada efek mengurangi keampuhan vaksin yang saat ini sudah eksis. Walau begitu juga ada kabar baiknya, dampak keampuhan vaksin diperkirakan masih dapat diandalkan melawan varian California.

2. Andalkan Software Baru untuk Pelacakan

Menemukan varian mutasi virus corona, hanya dimungkinkan jika peneliti mengetahui apa yang harus mereka lacak. Kode genetika SARS-CoV-2 sudah diketahui nyaris seluruhnya. Tapi melacak 29.903 pasangan basa pembentuk kode genetikanya bukan masalah gampang.

Mutasi baru virus corona di AS itu ditemukan lewat sebuah perangkat lunak paling anyar yang diberi nama VDB ("Variant Database"), yang dikembangkan tim Pamela Bjorkman dari California Institute of Tech¬nology di Pasadena. Tim ini mengkonsentrasikan penelitiannya pada perubahan protein pada "spikes" atau duri virus corona.

biden pfizerPresiden AS, Joe Biden, meninjau fasilitas penyimpanan vaksin Covid-19 milik Pfizer di Kalamazoo, Michigan (Foto: Dok/voaindonesia.com/Reuters).

Pada varian Afrika Selatan B.1.351 dan varian Brasil P.1 perubahan alias mutasi terjadi pada protein "Spike” yang berfungsi mengikat reseptor. Sejauh ini, antibodi manusia menyerang domain ini dengan efek netralissasi paling kuat.

3. Alasan untuk Cemas Tapi Jangan Panik

Pakar epidemiologi Wafaa El-Sadr dari Columbia University, New York City, AS, kepada stasiun televisi Jerman ARD mengatakan, mutasi ini bisa memicu efek mencemasakan. "Bisa jadi protein pada duri virus makin efektif menyerang sel. Atau virusnya makin cepat menular. Atau bisa juga antibodi yang terbentuk lewat vaksinasi, tidak lagi ampuh memerangi virusnya,” ujar pakar epidemiologi itu.

Namun semua ini masih berupa spekulasi, sebelum data rinci varian virus mutasi dari Amerika Serikat itu dirilis. "Tidak ada alasan untuk panic,” tandas Dave Chokshi, ketua komisi kesehatan AS. "Apakah varian mutasi itu makin ceat menyebar? Apakah memicu gejala sakit lebih berat? Atau mereduksi keampuhan vaksin yang ada? Sejauh ini kami belum punya bukti yang meyakinkan,” pungkas Chokshi (as/vlz)/dw.com/id. []

Berita terkait
Seruan Agar Warga Amerika Bersedia Divaksin Virus Corona
Pakar penyakit menular AS, Dr Anthony Fauci, serukan agar warga Amerika bersedia divaksin dengan salah satu dari tiga vaksin yang tersedia di AS
Amerika di Ambang Tonggak Suram Akibat Pandemi Virus Corona
Jumlah kematian di AS merupakan jumlah kematian terbanyak akibat virus corona di dunia, membuat AS di ambang tonggak suram akibat pandemi
Kematian Karena Virus Corona di Amerika Tembus 500.000
Kekhawatiran Presiden Joe Biden bahwa jumlah kematian karena virus corona di Amerika bisa lebih dari setengah juta benar terjadi
0
Menkeu AS dan Deputi PM Kanada Bahas Inflasi dan Efek Perang di Ukraina
Yellen bertemu dengan Freeland dan janjikan kerja sama berbagai hal mulai dari sanksi terhadap Rusia hingga peningkatan produksi energi