Jakarta - Organisasi Negara Penghasil Minyak Bumi atau Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) dikabarkan akan membahas tanggapan mereka terhadap varian Omicron Covid-19 pada pertemuan mereka minggu ini setelah melakukan pertemuan diskusi pada Senin, 29 November 2021, di Wina, Austria.
Meskipun pengetahuan mereka tentang dampak potensial Omicron pada pasar minyak masih terbatas, para pemimpin OPEC+ dari Rusia dan Arab Saudi mengatakan bahwa kelompok OPEC+ dapat mempertimbangkan kembali rencana peningkatan produksi minyak pada Januari 2022 mendatang.
Setelah tertahannya minyak dalam beberapa hari terakhir karena kenaikan harga pada bulan September dan Oktober, kondisi saat ini tampaknya hampir tersapu oleh kemerosotan mendadak yang dipicu oleh munculnya varian baru Covid-19.
- Baca Juga: Harga Minyak Dunia Naik Karena Ekspektasi Permintaan yang Kuat
- Baca Juga: Harga Minyak Dunia Menetap Sedikit Lebih Tinggi
“Produksi ditunda untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang peristiwa terkini, termasuk jenis virus baru,” kata Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak pada pertemuan Komite Pemantau Gabungan Menteri OPEC+.
Keputusan untuk menunda pertemuan teknis mengenai tanggapan terhadap Omicron pun mendapat tanggapan, “Akan memungkinkan jika kita setidaknya mengulur waktu untuk meninjau laju ekonomi terhadap Omicron karena saat ini pengetahuan kita masih terbatas,” ucap Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman, di Dhahran.
Saat ini minyak mentah berjangka merosot lebih dari 10% di London dan New York pada hari Jumat di tengah kekhawatiran terhadap Omicron, yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan, dapat menekan permintaan produksi.
Para menteri dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan mitranya dijadwalkan bertemu pada 2 Desember untuk menetapkan kebijakan produksi minyak mereka untuk Januari.
Sementara mereka setuju untuk meningkatkan produksi sebesar 400.000 barel per hari dalam beberapa pertemuan terakhir mereka, beberapa delegasi mengatakan mereka mungkin membuang peningkatan output dalam jangka pendek.
Sementara Wakil Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak mengatakan bahwa tidak boleh ada keputusan tergesa-gesa. Sementara Pangeran Abdulaziz menolak mengomentari pertemuan OPEC+. Ia tidak mengomentari apakah Rusia akan mendukung perubahan dalam rencana produksi jangka pendek grup tersebut.
Namun, perusahaan produsen terbesar di negara itu kehabisan kapasitas cadangan dan laju pertumbuhan produksi minyak Rusia telah melambat bulan ini. Ini mungkin memberi Rusia alasan untuk tidak menentang penghentian sementara peningkatan OPEC+.
- Baca Juga: Harga Minyak Naik, Ekonomi Global Mulai Tumbuh Positif
- Baca Juga: Harga Minyak Menguat di Tengah Laporan OPEC+ Usai Alami Penurunan
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Joe Biden tidak akan menanggapi apapun sebelum pertemuan OPEC+, Biden sebelumnya mendesak negara-negara penghasil minyak global utama untuk memproduksi lebih banyak dan menurunkan harga bahan bakar global.
Namun, hal ini nampaknya ditentang oleh Saudi dan Rusia menanggapi perkiraan ekonomi global yang belum stabil karena Omicron, varian baru Covid-19.
(Fasya Aldiza Mutasyifa)