Mudik Lebaran dengan Kapal Laut di Parepare

Panas melelahkan perjalanan mudik Lebaran dengan kapal laut, tapi semua ini tak sebanding dengan kerinduan bertemu keluarga.
Kapal KM Pantokrator berlabuh di Pelabuhan Nusantara, Kota Parepare, Sulawesi Selatan. (Foto: Tagar/ Irsal Masudi)

Parepare - Panas melelahkan perjalanan mudik dengan kapal laut, tapi semua ini tak sebanding dengan kerinduan bertemu keluarga pada momen Lebaran.

Matahari belum bersinar penuh pada pukul lima pagi, Kamis 30 Mei 2019 di Pelabuhan Nusantara, Kota Parepare, Sulawesi Selatan. 

Dari kejauhan tampak kapal berlayar, makin lama makin dekat. Itu kapal KM Pantokrator dengan ribuan penumpang dari Kalimantan.

Sekitar tiga puluh menit kemudian jangkar kapal KM Pantokrator diturunkan, pintu perlahan dibuka, penumpang berdesakan menuju pintu keluar.

Nursia adalah satu di antara ribuan penumpang kapal tersebut. Ia tampak lelah namun mengaku lega karena tak lama lagi akan berjumpa keluarga.

Tempatnya ini, Pak, panas, tidak ada tutupnya. Kalau dibilang nyaman, pasti tidak, tapi niatnya mau mudik, ya dijalani saja.

Ia menceritakan perjalanannya dari Samarinda ke Parepare membutuhkan waktu 36 jam.

"Saya berada dalam kapal satu hari dua malam, menginap satu hari di kapal menunggu keberangkatan," ujar Nursia sembari merapikan barang bawaannya.

Ia mengatakan pada hari biasa, waktu tempuh dari Samarinda ke Parepare cukup 18 jam. Namun saat arus mudik Lebaran membutuhkan waktu lebih lama karena antre di Pelabuhan Samarinda, dan jumlah penumpang membludak.

Dengan kondisi penumpang terlalu banyak, Nursia mengaku tidak mendapat tempat yang nyaman untuk istirahat. Selama perjalanan ia berada di bagian paling atas kapal atau top deck.

"Tempatnya ini, Pak, panas, tidak ada tutupnya. Kalau dibilang nyaman, pasti tidak, tapi niatnya mau mudik, ya dijalani saja," tuturnya sambil berjalan menuju pintu keluar.

Ia mengatakan lelah perjalanan mudik akan terobati pertemuan dengan sanak keluarga di kampung halaman.

Syahriansyah penumpang lain mengalami hal sama, duduk di top deck lantaran tidak ada lagi tempat duduk di bagian bawah kapal.

"Perjalanannya melelahkan, dua malam sehari di sini, waktu malam masih pakai terpal, tapi karena angin lumayan kencang, terpal tidak bisa menahan dan akhirnya dibuka," katanya.

Ia mengatakan sempat kehujanan. Walaupun demikian, katanya, kerinduan terhadap kampung halaman dan sanak keluarga mengalahkan segalanya.

Sebelumnya, Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Parepare, Dahlan Museng Gappa menjanjikan kenyamanan bagi pemudik.

"Sederhananya, mudik kali ini harus mengutamakan kenyamanan penumpang. Mereka bisa tidur, berdiri dan duduk di dalam kapal," ujar Dahlan, Minggu 26 Mei 2019.

Data petugas piket KSOP Parepare menunjukkan jumlah penumpang berdasarkan manifes KM Pantokrator sebanyak 2.080 penumpang. Sedangkan kapasitas kapal adalah 1.740 penumpang.

Seorang petugas mengatakan jumlah penumpang yang melebihi kapasitas masih normal karena mendapatkan dispensasi hingga 30 persen. []

Baca juga:

Berita terkait