Muannas: Hina Kalimantan, Polri Harus Segera Tangkap Edi Mulyadi

Habib Muannas juga membandingkan ucapan Edy Mulyadi itu lebih berbahaya dari ucapan Bahar Smith dan Ferdinand Hutahaean.
Direktur Eksekutif Komite Pemberantasan Mafia Hukum (KPMH) Muannas Alaidid. (Foto: Tagar/Dok Pribadi)

Jakarta - Direktur Eksekutif Komite Pemberantasan Mafia Hukum (KPMH) Habib Muannas Alaidid meminta kepolisian segera menangkap mantan caleg PKS Edy Mulyadi yang diduga kuat menghina masyarakat Kalimantan.

Habib Muannas juga membandingkan ucapan Edy Mulyadi itu lebih berbahaya dari ucapan Bahar Smith dan Ferdinand Hutahaean.

"Polri harus segera menangkap Edi Mulyadi bukan karena hinaan terhadap Prabowo tapi atas tuduhan kebencian dan merendahkan suku di Indonesia utamanya saudara kita di Kalimantan Timur. Ucapan Edy Mulyadi lebih berbahaya dibanding Bahar Smith dan Ferdinand Hutahaean karena bisa memancing konflik sipil dan potensi kerusuhan" kata Habib Muannas, Senin, 24 Januari 2022.

Habib Muannas Alaidid juga meminta Polri memeriksa semua pihak yang terlihat dalam acara di mana Edy Mulyadi membuat konten videonya.

"Tidak hanya memeriksa Edy Mulyani, Polri juga bisa memeriksa semua yang hadir khususnya penggagas acara itu untuk dimintai tanggung jawab pidana, apakah ada pemufakatan jahat dalam acara tersebut?," lanjut Habib Muannas Alaidid.

Habib Muannas Alaidid juga menyebut beberapa pasal pidana yang bisa dipakai untuk menjerat Edy Mulyadi dan kawan-kawan.


Tidak hanya memeriksa Edy Mulyani, Polri juga bisa memeriksa semua yang hadir khususnya penggagas acara itu untuk dimintai tanggung jawab pidana.


"Pasal 14 ayat 1 dan 2 atau Pasal 15 UU No 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dan atau Pasal 28 Ayat 2 jo Pasal 45A UU No 19 tahun 2016 tentang Transaksi dan Informasi Elektronik (ITE) serta Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis,," pungkas Habib Muannas.

Sebagaimana diketahui, jagat media sosial tengah viral perihal pernyataan Edy Mulyadi yang disebut sebagai Caleg (calon legislatif) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dalam video berdurasi 58 detik yang diunggah akun Twitter @RiuRizki Utomo_.

"Bisa memahami gak, ini ada tempat sebuah elit, punya sendiri, yang harganya mahal, punya gedung sendiri, lalu dijual pindah ke tempat jin buang anak," ujar Edy Mulyadi dalam potongan video segmen pertama.

"Pasarnya siapa, kalau pasarnya kuntilanak, genderuwo ngapain gw bangun di sana," tutur Edy Mulyadi dalam potongan video segmen kedua.

"Enggak ada, nih, sampeyan tinggal dimana om ajab, di Jakarta nya Jakarta mana, mana mau dia tinggal di Gunung Sahari (Jakarta Pusat) dipindah ke Kalimantan Penajam sana untuk beli rumah di sana. Gw mau jadi warga ibukota baru. Mana mau," ucap Edy Mulyadi dalam video segmen ketiga.

Pada video segmen ketiga tersebut ada seorang di belakang Edy Mulyadi yang menimpali ucapannya. "Hanya monyet," kata pria tersebut. Ucapan pria tersebut kemudian dibarengi dengan gelak tawa peserta diskusi tersebut.[]

Baca Juga:

Berita terkait
KSP Sebut Presiden Punya Cukup Waktu untuk Tentukan Kepala Otorita IKN
Masih ada waktu kurang dari dua bulan bagi Presiden untuk memutuskan siapa yang akan menjadi Kepala Otorita IKN.
Anggaran IKN akan Tetap Sejalan dengan Konsolidasi Fiskal
Penghitungan dan alokasi kebutuhan anggaran akan dilakukan dengan cermat dan hati-hati agar tujuan pembangunan IKN dapat tercapai
Pemindahan IKN strategi wujudkan Visi Indonesia 2045
Pemilihan Kalimantan Timur sebagai lokasi IKN baru telah didasarkan beberapa pertimbangan
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.