Mohamad Nasir, Alumnus Undip Jadi Stafsus Ma'ruf

Wakil Presiden Maruf Amin menunjuk alumnus Undip sekaligus eks Menristekdikti Mohamad Nasir sebagai staf khusus (stafsus).
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir (Foto: Ant)

Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menunjuk eks Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir sebagai staf khusus (stafsus) yang membantunya bekerja selama lima tahun mendatang.

Nasir diketahui guru besar bidang Behavioral Accounting dan Management Accounting, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.

Sosok kelahiran Ngawi, 27 Juni 1960 ini kini resmi menjadi staf khusus bidang reformasi birokrasi dan akan membantu Ma'ruf menangani masalah pendidikan. Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi mengumumkannya di Kantor Wapres, Jakarta, Senin 25 November 2019.

Ayah tiga anak ini sebelumnya terpilih sebagai Rektor Undip, tetapi kemudian ditunjuk menjadi Menristekdikti Kabinet Indonesia Kerja.

Masa pendidikannya ditempuh di lingkungan pesantren, yakni Pondok Pesantren Mambaul Ilmi Asy-syar’y, Sarang, Rembang, Jawa Tengah.

Kemudian, pendidikan menengah atas di SMAN 1 Kediri, namun tak membuatnya lepas dari pesantren sehingga sekaligus meneruskan mondok di Pondok Pesantren Al-Islah, Kediri.

Kuliah program sarjananya ditempuh di Undip, kemudian strata dua (S2) di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, dan S3 di Universiti Sains Malaysia.

Sebagai akuntan, Nasir juga telah menjadi pemegang sertifikasi akuntan profesional Certificate Accountant (CA).

Semasa menjadi Menristek Dikti, Nasir pernah mengeluarkan sejumlah kebijakan dan wacana yang dianggap kontroversial, seperti wacana mengenai penghapusan kewajiban skripsi sebagai syarat kelulusan S1 pada Mei 2015.

Nasir juga menerapkan sistem uang kuliah tunggal (UKT) pada kepemimpinannya, serta tercatat pernah melakukan gebrakan memberantas perguruan tinggi swasta abal-abal.

Selain Nasir, Ma'ruf Amin juga menetapkan tujuh stafsus untuk membantunya selama menjalankan tugas selama lima tahun periode pemerintahan Kabinet Indonesia Maju.

Adapun ketujuh stafsus Ma'ruf adalah Ketua Harian Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Robikin Emhas; Guru Besar Hukum UI, Satya Arinanto; eks stafsus Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Sukriansyah S Latief.

Selanjutnya ada Direktur Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Lukmanul Hakim; Direktur Sekolah Pascasarjana (SPs) UIN Syarif Hidatullah Jakarta Masykuri Abdillah; Ketua Harian PBNU Imam Aziz; dan yang lebih dahulu ditunjuk Masduki Baidlowi.

Delapan nama staf khusus wapres itu sudah mendapat surat keputusan presiden dan diumumkan Baidlowi di Kantor Wapres, Jakarta, Senin 25 November 2019.

"Beliau baru saja memanggil delapan staf khusus yang sudah mendapatkan surat keputusan dari Presiden," ucap Masduki, dikutip dari Antara.

Masduki mengatakan delapan stafsus dipilih Ma'ruf Amin sesuai kompetensi pada bidang masing-masing, sesuai nomenklatur yang ada.

Berita terkait
Gagap Teknologi? 7 Stafsus Jokowi akan Jadi Jembatan
7 staf khusus (stafsus) presiden Joko Widodo (Jokowi) dari kalangan milenial akan menjadi jembatan mereka yang gagap teknologi.
Berapa Gaji 7 Staf Khusus Jokowi Usia Milenial?
Presiden Jokowi mengangkat tujuh staf khusus (stafsus) presiden. Berapa gaji stafsus usia milenial tersebut?
Usulan Tsamara Amany PSI Tidak Dipikirkan Jokowi
Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan hingga saat ini Presiden Jokowi tidak memikirkan gagasan yang digulirkan Politikus PSI Tsamara Amany.
0
5 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Membeli Hunian di Sentul
Selain Bekasi dan Tangerang Selatan, Bogor menjadi kota incaran para pemburu hunian di sekitar Jakarta. Simak 5 hal ini yang perlu diperhatikan.