Jakarta - PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom akan membeli sebanyak 6.050 menara telekomunikasi milik Telkomsel. Perusahaan yang bergerak di bidang penyedia infrastruktur telekomunikasi ini menganggarkan Rp 10,3 triliun untuk pembelian ribuan menara telekomunikasi ini untuk memperkuat fundamental bisnis perusahaan.
Pembelian menara telekomunikasi ini juga menciptakan nilai tambah
bagi Mitratel, sekaligus membantu merealisasikan
rencana jangka panjangnya," kata Andi Setiawan, VP Investor Relations Telkom dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 16 Oktober 2020.
Transaksi ini adalah bagian dari penataan portofolio bisnis
Telkom untuk menciptakan value yang optimal bagi pemegang
saham
Dijelaskan bahwa perjanjian jual beli bersyarat (conditional sale and purchase agreement - CSPA) antara dua anak perusahaan Telkom dilakukan pada 14 Oktober 2020. Dengan pembelian ini, maka menara telekomunikasi yang dimiliki Mitratel menjadi 22.000 menara.
Disebutkan, pelepasan menara telekomunikasi karena kedepan, Telkomsel akan fokus pada bisnis utamanya sebagai
perusahaan telekomunikasi digital terdepan di Indonesia. Perusahaan
membangun ekosistem digital dan memberikan pengalaman
digital connectivity terbaik bagi pelanggan.

"Transaksi ini adalah bagian dari penataan portofolio bisnis
Telkom untuk menciptakan value yang optimal bagi pemegang
saham," ujar Andi.
Seperti diketahui, semua operator seluler Indonesia telah menjadi tenant dengan menempatkan perangkat Base Transceiver Station (BTS) di menara Mitratel, seperti dilansir Tagar dari laman profil perusahaan, Selasa, 22 September 2020.
Adapun 6 portofolio utama yang dimiliki mitratel, yaitu sebagai berikut.
- Built to Suit. Layanan sewa space BTS dengan pola membangun tower baru sesuai kebutuhan pelanggan.
- Colocation. Jasa tower rental menara telekomunikasi milik Mitratel untuk tenant ke-2 dan seterusnya.
- Reseller. Jasa tower rental menara telekomunikasi pihak ketiga untuk tenant ke-2 dan seterusnya
- Project Solution. Bisnis turunan yang berkaitan dengan infrastruktur menara telekomunikasi.
- Managed Services. Jasa layanan pengelolaan end-to-end infrastruktur telekomunikasi dan infrastruktur non telekomunikasi.
- Digital Services. Jasa layanan dengan teknologi terkini untuk kebutuhan operasional internal dan eksternal pelanggan.
Sebagai usaha untuk mempercepat tercapainya visi perusahaan untuk menjadi leader dan provider terbaik dalam penyediaan infrastruktur telekomunikasi di Asia Tenggara, Mitratel juga melakukan inovasi New Digital Business Initiatives.
Sebelumnya, Telkom berencana untuk melepas saham perdana Mitratel di Bursa Efek Indonesia (BEI). Bahkan, wacana IPO Mitratel ini sudah berhembus sejak lama pada 9 tahun silam tepatnya Juli 2011.
Telkom menyebutkan, sebagai sebagai bagian dari pengelolaan portofolio perusahaan, perseroan berupaya untuk melakukan optimalisasi bisnis dan aset yang dimiliki. Termasuk di dalamnya portofolio bisnis tower yang saat ini dikelola Mitratel.
Dewi, VP Investor Relation Telkom dalam keterbukaan informasi BEI, Senin, 21 September 2020 mengatakan, Telkom Group saat ini tengah melakukan konsolidasi internal. "Telkom masih mengkaji secara lebih detil terhadap wacana IPO Mitratel, sebagai upaya value creation dari bisnis tower bagi grup," ucapnya.
Namun manajemen Telkom belum mau membuka kapan kepastian IPO Mitratel. Dewi menegaskan, perusahaan akan menyampaikan perkembangan proses rencana IPO tersebut beserta target waktunya jika suda ada. []
- Baca Juga: Wacana IPO Mitratel, Pengamat: Telkom Tunggu Waktu Tepat
- Pendanaan Jadi Pertimbangan Telkom Lepas IPO Mitratel