Serang - Angka kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kota Serang, Banten naik drastis sepanjang tahun 2019 dibanding tahun sebelumnya. Orang di sekitar menjadi pelaku terbanyak atas terjadinya kekerasan tersebut.
"Jumlah kasus anak dan perempuan yang ditangani mencapai 40 anak meningkat dari data tahun 2018 sebanyak 34," tutur Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Serang Toyalis kepada Tagar, Selasa, 10 Desember 2019.
Dikatakan Toyalis jumlah penanganan kasus tersebut belum termasuk laporan yang baru masuk. "Jumlah sekarang mungkin sudah capai 43 kasus," ujar dia.
Jumlah kasus anak dan perempuan yang ditangani mencapai 40 anak meningkat dari data tahun 2018 sebanyak 34.
Untuk kasusnya sendiri mayoritas dilakukan oleh anggota keluarga dan tetangga rumah. Namun yang paling dominan dilakukan oleh tetangga korban.
"Ada anak sekolah, sisanya masyarakat lainnya seperti anak yang belum sekolah. Karena baru dievaluasi, sisanya ini apakah umur 18 atau apa, yang jelas yang ditangani itu anak-anak," ujarnya.
Toyalis mengklaim untuk mengurangi kekerasan terhadap anak di Kota Serang sudah membentuk Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).
"Jadi untuk penanggulangan itu, kami juga bikin pusat pembelajaran keluarga (Puspaga). Kami sudah keliling kecamatan memberi tahu ke masyarakat untuk jangan takut melapor," tuturnya.
Selain itu, dalam rangka pencegahan kekerasan terhadap anak pihaknya sudah membentuk kelompok masyarakat (Pokmas) dan sudah terbentuk lima Pokmas. Ia berharap Pokmas segera terbentuk di seluruh kecamatan di Kota Serang.
"Mungkin saja kejadian yang banyak tapi tidak melapor. Mudah- mudahan dengan Puspaga, juga ada Pokmas, masyarakat berani untuk melapor," ucap Toyalis. []
Baca juga:
Lihat lainnya:
- Foto: Golok Dua Ton di Festival Budaya Nusantara Banten
- Foto: Ratusan Burung Dilindungi Dilepasliarkan di Banten