Microsoft Akuisisi TikTok, Benarkah?

Presiden Donald Trump dikabarkan tengah menyiapkan strategi guna meminimalisir gangguan keamanan nasional yang disebabkan oleh TikTok
Aplikasi Tiktok di layar ponsel. (Foto: Antara/Shutterstock)

Jakarta – Perusahaan teknologi multinasional asal Amerika Serikat (AS) Microsoft Corp. dikabarkan tengah mempersiapkan strategi guna mengakuisisi aplikasi media sosial dengan platform musik asal China TikTok.

Langkah ini disebut-sebut sebagai bagian dari taktik Gedung Putih untuk meredam pengaruh TikTok yang kini dinilai penggunaannya sudah cukup masif di AS. Disamping itu pula, isu keamanan nasional menjadi salah satu poin krusial dalam rencana akuisisi tersebut.

Dilansir dari salah satu media berpengaruh di AS, Presiden Donald Trump tengah mempertimbangkan pula siasat pengambilalihan TikTok melalui salah satu perusahaan nasional ByteDance Ltd. yang kini tercatat menjadi pemegang saham.

“Kami mungkin akan melarang TikTok. Kami juga tengah mencari banyak alternatif terkait dengan TikTok,” ujar Trump, Jumat, 31 Juli 2020 waktu setempat.

Meski demikian, Microsoft dan TikTok belum memberikan keterangan apapun terkait dengan rencana bisnis ini. Kabar difusi dua perusahaan beda negara itu pertama kali dihembuskan oleh media Fox News.

Sebagai informasi, ByteDance melakukan aksi korporasi dengan membeli Musical.ly Inc. pada 2017 dan menggabungkannya dengan TikTok. Kini, media tersebut digandrungi oleh masyarakat AS. Kalangan konservatif mengkhawatirkan penggunaan aplikasi tersebut dapat menjadi ancaman baru bagi keamanan nasional karena mempersyaratkan akses data tertentu milik pengguna.

Beberapa waktu lalu, situs media online ini sempat memberitakan bahwa TikTok mewajibkan penggunanya memberikan ijin untuk bisa masuk ke saluran surat elektronik pribadi (email), nomor telepon terhubung, serta perangkat kamera dan video.

Microsoft sendiri bukan kali ini saja ‘mencaplok’ perusahaan teknologi populer. Pada 2016 silam, korporasi milik Bill Gates tersebut mengakuisisi perusahaan pencari kerja dan jaringan perusahaan LinkedIn sebesar US$ 26,2 miliar.

Salah seorang anggota senator AS bernama Marco Rubio mengatakan bahwa memuji rencana pembelian TikTok.

"Dalam bentuknya saat ini, TikTok mewakili potensi ancaman terhadap privasi pribadi dan keamanan nasional kita," tuturnya dalam sebuah pernyataan.

“Kita harus melakukan lebih dari sekadar menghapus ByteDance. Ke depan, kita harus menetapkan kerangka kerja standar yang harus dipenuhi sebelum aplikasi berbasis asing yang berisiko tinggi diizinkan beroperasi di jaringan dan perangkat telekomunikasi Amerika,” sambung dia.

Berita terkait
Takut Dimata-Matai, AS Siap Beli TikTok
Isu spionase TikTok semakin tak terbendung di AS setelah Presiden Donald Trump ikut menyakini hal tersebut
Cara Melindungi Data Pribadi di TikTok
TikTok menyatakan komitmen TikTok untuk melindungi data pribadi dan keamanan bagi penggunanya.
Pegawai Pemerintah AS Dilarang Main TikTok
Pegawai pemerintah Amerika Serikat (AS) dilarang bermain TikTok, karena karena kekhawatiran soal keamanan data pribadi pengguna.