Jakarta - Komisaris Independen Bank Syariah Mandiri (Mandiri Syariah) Muhammad Arief Rosyid menilai rencana penggabungan usaha atau merger tiga bank syariah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan langkah tepat.
Menurut dia, rencana tersebut menjadi angin segar untuk kemajuan ekonomi dan keuangan syariah.
"Langkah yang diambil Erick Thohir adalah sebuah langkah yang tepat dan membawa angin segar untuk kemajuan ekonomi dan keuangan syariah, mengingat sekitar 70 persen kegiatan ekonomi dan keuangan syariah masih di perbankan syariah," kata Arief saat dihubungi Tagar, Sabtu, 17 Oktober 2020.
Ketiga bank syariah tersebut, yakni Bank BNI Syariah, Bank BRI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri.
Indonesia sebagai negara dengan populasi penduduk muslim terbanyak di dunia perlu mengambil langkah agar memiliki bank syariah berskala besar.
Baca juga: Rocky Gerung: Mestinya Menaker Tolak UU Cipta Kerja Demi Buruh
Keberpihakan Erick Thohir, kata Arief, melanjutkan komitmen Presiden Jokowi dan Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin yang selama ini berupaya mendorong kemajuan umat islam dalam konteks ekonomi. Menurut dia, ini agar bank syariah Indonesia mampu bersaing dengan negara lainnya khususnya di Timur Tengah.
"Indonesia sebagai negara dengan populasi penduduk muslim terbanyak di dunia perlu mengambil langkah agar memiliki bank syariah berskala besar, agar mampu bersaing dengan negara tetangga, Malaysia, dan negara-negara lain di timur tengah," ucapnya.
Selain itu, kata dia, keputusan konsolidasi bank syariah ini sangat tepat saat momentum pandemi Covid-19. Ini meningat kinerja bank syariah yang cukup menggembirakan sepanjang semeset I tahun 2020.
"Jika kita melihat data OJK, bank syariah meski mengalami koreksi laba bersih minus 3,46 persen year on year (yoy), jauh lebih rendah dibandingkan dengan bank konvensional yang secara total turun 20,72 persen," ujar Arief.
Baca juga: Arief Rosyid Hasan, Calon Menteri Milenial Jokowi
Sebelumnya, Kementerian BUMN menyiapkan skema penggabungan usaha atau merger untuk bank syariah pelat merah.
Setelah merger nantinya, total aset bank syariah baru tersebut akan mencapai sekitar Rp 220 triliun hingga Rp 225 triliun. Dari sisi aset, jumlah tersebut menjadikan bank syariah ini menjadi bank terbesar ketujuh di Indonesia. []