Mereka yang Bekerja Mati-matian Tangani Covid-19

Jubir Pemerintah untuk Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan, para tenaga kesehatan berjuang mati-matian menangani pandemi Covid-19.
Ilustrasi - Dokter menolong pasien tidak melihat agamanya apa. (Foto: Pixabay/sasint)

Jakarta - Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, Achmad Yurianto mengatakan, para tenaga kesehatan baik dokter, perawat, farmasi, hingga ahli laboratorium telah berjuang mati-matian untuk menangani pandemi Covid-19 di Tanah Air. Masyarakat harus mendukung dengan cara mengubah perilaku.

Dalam berbagai kesempatan, seperti ketika mengunjungi Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Yuri telah melihat sendiri bagaimana para tenaga kesehatan bekerja tanpa mengenal lelah. Tentunya hal itu semata-mata hanya untuk memerangi pandemi yang disebabkan virus corona jenis baru.

"Beberapa hari lalu, saya mengunjungi Rumah Sakit Darurat Covid di Wisma Atlet. Kami lihat bagaimana saudara-saudara kita, tenaga kesehatan di sana bekerja tanpa mengenal lelah,” ungkap Yuri di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Jakarta, Senin, 25 Mei 2020.

Kemudian, ketika mengunjungi Balai Besar Tekonologi Kesehatan Lingkungan di Jakarta, pria yang juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan RI itu hadir dan menyaksikan sendiri bagaimana para ahli teknologi laboratorium medik bekerja secara bergiliran selama 24 jam tanpa henti demi menyelesaikan permasalahan negeri.

“Saya melihat bagaimana teman-teman ahli teknologi laboratorium medik yang terhimpun di Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia, Patelki, bekerja nonstop dengan shift mulai jam 9 pagi sampai jam 3 sore, salah satunya, dan nanti akan dilanjutkan oleh berikutnya demikian seterusnya 24 jam,” jelas Yuri.

Mari kita betul-betul mampu mengubah diri, menjaga diri, agar kasus tidak semakin banyak

Yuri juga melihat bagaimana para tenaga medis itu harus bekerja berhadapan virus mematikan selama enam jam, dengan balutan alat pelindung diri (APD) yang melekat pada tubuhnya, sehingga untuk makan dan minum hingga buang air saja harus mereka tahan.

“Harus berhadapan langsung dengan virus selama enam jam, dengan menahan keinginan untuk ke kamar kecil, menahan keinginan untuk minum, untuk makan, dan seterusnya nonstop,” kata Yuri.

Yuri sangat berterima kasih dan menaruh hormat kepada mereka, para tenaga kesehatan yang senantiasa mengorbankan waktu, energi, tenaga, keringatnya dan mendedikasikan pengetahuannya untuk sesama.

"Kami hormat dan berterima kasih atas dedikasi rekan-rekan sekalian dari Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia. Karena Anda memiliki peran yang luar biasa di dalam kaitan dengan penanganan Covid-19 ini. Ini yang harus kami apresiasi, dan kami yakini mereka adalah pekerja yang profesional, yang tidak mengenal hari libur, yang terus melayani kita semuanya,” ungkap Yuri.

Oleh sebab itu, Yuri mengimbau masyarakat untuk mulai memperbaiki perilaku, mengubah pandangan dan menjaga diri, serta selalu mematuhi aturan dari pemerintah untuk selalu menegakkan protokol kesehatan.

Sebab, hanya itu yang dapat menjadi cara untuk memutus rantai penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19, sekaligus meringankan beban para tenaga kesehatan.

“Mari kita betul-betul mampu mengubah diri, menjaga diri, agar kasus tidak semakin banyak,” tutur Yuri.[]

Berita terkait
Doni: Vaksin Covid Belum Ditemukan, Patuhi Protokol
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo meminta masyarakat mematuhi protokol kesehatan. Vaksin Covid-19 belum ditemukan.
Pasien Positif Covid-19 di Sumsel 812 Orang
Update terbaru pasien terpapar Covid-19 di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi 812 orang.
Update Covid-19: Sembuh 5.642, Positif 22.750
Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mencatat jumlah penambahan pasien sembuh hingga Senin, 25 Mei 2020, totalnya menjadi 5.642.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.