Menteri ATR/BPN: Tanah Hasil Program Redistribusi Jangan Dijual

Menteri ATR/BPN berpesan agar tanah redistribusi yang diberikan pemerintah kepada para petani jangan dijualbelikan. Simak selengkapnya.
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Sofyan A. Djalil. (Foto: Tagar/Kementerian ATR/BPN)

Jakarta -  Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Sofyan A. Djalil, melakukan penanaman bibit pohon alpukat di lokasi demonstration plot (demplot), Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah, Senin, 6 Desember 2021. Tanah tersebut merupakan bekas Hak Guna Usaha (HGU) PT Sinar Kartasura yang tepatnya terletak di Desa Kenteng.

"Kita harapkan pohon alpukat yang ditanam di demplot ini akan menjadi model percontohan penghasil buah alpukat. Namun, harus ada yang mengelola dengan hati," kata Menteri ATR/BPN.

Usai penanaman bibit pohon, Menteri ATR/BPN berpesan agar tanah redistribusi yang diberikan pemerintah kepada para petani jangan dijualbelikan. 


Maka pressure terhadap lingkungan di Pulau Jawa juga semakin besar akibat pemanfaatan lahan sehingga sumber daya air pun semakin terancam oleh karena eksploitasi.


Pasalnya, tanah redistribusi tersebut diberikan sebagai bentuk apresiasi pemerintah kepada para petani yang telah merawat dan menggarap hingga menjadi tanah yang produktif. 

"Redistribusi ini bagian dari apresiasi pemerintah maka petani penerima punya kewajiban. Pertama, tidak boleh dijual. Lalu yang kedua, harus diberdayakan dan dimanfaatkan betul," ucapnya.

Lebih lanjut, Menteri ATR/Kepala BPN mengungkapkan bahwa luas tanah redistribusi yang diserahkan kepada masyarakat seluas 141,5 hektare. 

Namun, ini menjadi gambaran kondisi masyarakat di Pulau Jawa, yang memiliki laju pertumbuhan penduduk yang sangat cepat. Menurut Menteri ATR/Kepala BPN, saat ini Pulau Jawa telah dihuni 170 juta jiwa. 

Jika dibandingkan dengan Papua yang luas wilayahnya empat kali lebih besar dari Pulau Jawa dan hanya dihuni oleh empat juta jiwa, cukup menggambarkan kondisi Pulau Jawa yang semakin padat.

"Maka pressure terhadap lingkungan di Pulau Jawa juga semakin besar akibat pemanfaatan lahan sehingga sumber daya air pun semakin terancam oleh karena eksploitasi, ditambah dampak perubahan iklim yang semakin besar,” ucapnya.

Pada kesempatan tersebut, Menteri ATR/Kepala BPN berkesempatan menyaksikan penyerahan bantuan bibit tanaman oleh PT Djarum Foundation kepada perwakilan petani dan juga bantuan pengerasan jalan untuk pertanian oleh PT Pertamina. 

Pada kesempatan yang sama, ia juga menyaksikan penandatanganan berita acara antara PT Pertamina dengan Kepala Desa Kenteng, Nurtati.

Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) BPN Provinsi Jawa Tengah, Dwi Purnama, mengatakan bahwa Kanwil BPN Provinsi Jawa Tengah sudah menyelesaikan sengketa yang sudah berlangsung selama 20 tahun, di atas objek redistribusi tanah di Desa Kenteng ini. Ia juga menambahkan bahwa kegiatan tersebut merupakan prioritas program Reforma Agraria Presiden Joko Widodo. 

"Sebagai tindaklanjut juga telah diselesaikan melalui redistribusi tanahnya seluas 141,5 Ha sejumlah 3.261 bidang kepada 1.368 KK," ujar Dwi Purnama.

Kegiatan penanaman pohon alpukat ini juga dihadiri oleh Bupati Kabupaten Semarang, Ngesti Nugraha; Ketua Tim Kendali PTSL, Hari Nugroho; Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Yulia Jaya Nirmawati; serta Forkopimda setempat. []

Berita terkait
Top! Tim Anti-Mafia Tanah ATR/BPN Siap Tangkapi Oknum PNS Busuk
Sejauh ini, Kementerian ATR/BPN sendiri telah menindak keras oknum pegawai BPN yang terlibat mafia tanah.
Kasus Mafia Tanah, Sofyan Djalil: Kementerian ATR/BPN Berikan Perhatian Serius
Maraknya kasus mafia tanah akhir-akhir ini yang tampil di berbagai media, akan memberikan tekanan kepada para pihak yang seharusnya menanganinya.
Kementerian ATR/BPN Dukung Penataan Kawasan Kumuh Melalui KOTAKU
Kementerian ATR/BPN mendukung pelaksanaan Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), sebagai salah satu solusi mengenai kebutuhan tanah di Indonesia.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.