Menteri ATR/BPN: Kunci Sukses Menjadi ASN Adalah Integritas

Menteri ATR/BPN Sofyan A. Djalil mengatakan bahwa kunci sukses menjadi ASN sama dengan profesi lainnya, yaitu integritas dan tak ada jalan pintas.
Grand Event Post College Week 2021: Sektor ASN yang diselenggarakan oleh UI Achievement Community secara daring. (Foto: Tagar/Dok Kementerian ATR/BPN)

Jakarta – Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (Menteri ATR/Kepala BPN), Sofyan A. Djalil mengatakan bahwa dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, untuk berkontribusi kepada negara tidak harus memiliki jabatan yang tinggi. 

“Yang penting adalah menjadi pejabat publik, menjadi Menteri bukan dari jabatannya, tapi pengaruh apa yang bisa kita lakukan kepada negara ini,” ujarnya dalam Grand Event Post College Week 2021: Sektor ASN yang diselenggarakan oleh UI Achievement Community secara daring, Minggu, 5 September 2021.

Ia mengatakan bahwa kunci sukses menjadi ASN sama dengan profesi lainnya, yaitu integritas. Menurutnya, tidak ada jalan pintas untuk bisa menjadi orang yang sukses, melainkan tergantung kecepatan seseorang dalam belajar. 


ASN sangat berperan untuk bangsa ini menuju ke arah yang kita inginkan jadi menjadi ASN menurut saya itu adalah pilihan yang layak untuk dipertimbangkan.


Selain integritas, profesionalisme juga harus diperhatikan. Profesionalisme bisa diasah dengan menambah pengetahuan, bukan hanya dalam bidang pendidikan yang diambil.

“Untuk birokrasi atau jabatan ASN itu kuncinya sama. Anda harus punya integritas yang paling penting. Ini yang sekarang jarang sekali, banyak orang-orang ingin cepat kaya, ingin jalan pintas," ucapnya.

"Pengalaman saya tidak ada jalan pintas. Yang ada adalah kurva pembelajaran, tergantung anda cepat belajar, bisa diperpendek, tapi jalan pintas tidak ada. Yang kedua tingkatkan profesionalisme. Belajar apa pun dan di mana pun. Dan kemudian saya lihat, pengalaman saya, apapun yang kita pelajari itu ada manfaatnya,” ujar Sofyan.

Hal tersebut dikatakan berdasarkan pengalamannya berkiprah di sektor pemerintahan. Seperti yang kita ketahui, Sofyan A. Djalil telah beberapa kali menjadi menteri di bidang yang berbeda-beda. Meski tidak memiliki latar belakang pada setiap bidangnya, ia tidak pernah berhenti untuk belajar. 

Oleh karena itu, ia tidak pernah segan memberikan kesempatan belajar bagi orang-orang yang memiliki potensi, terutama untuk menjadi seorang pemimpin.

“ASN sekarang adalah yang terbaik. Banyak ASN yang masuk dalam tiga tahun terakhir ini luar biasa dari segi intelektual dan pintarnya luar biasa. Dan sekarang saya memberikan kesempatan betul-betul kepada mereka menjadi pemimpin di masa yang akan datang," katanya.

"Dan karena dulu orang yang menyekolahkan saya, sekarang di mana pun saya berada, saya yang menyekolahkan orang dan mencari orang potensial. Karena negeri ini sangat membutuhkan ASN atau pejabat publik yang pintar, yang arif, yang bisa menjawab tantangan,” ujar Sofyan A. Djalil.

Ia juga mengatakan profesi ASN sangat penting untuk memajukan bangsa dan negara. Sofyan A. Djalil berharap agar ASN di masa depan dapat memimpin dan mengarahkan bangsa ke arah yang lebih baik. 

“ASN sangat berperan untuk bangsa ini menuju ke arah yang kita inginkan. Jadi, menjadi ASN, menurut saya itu adalah pilihan yang layak untuk dipertimbangkan,” ucapnya. []

Berita terkait
Kementerian ATR/BPN Komitmen Selesaikan Sengketa Pertanahan
Kementerian ATR/BPN terus berkomitmen untuk menangani kasus-kasus pertanahan dan menyelesaikan konflik pertanahan yang terjadi di Indonesia.
Wamen ATR/BPN Serahkan Sertifikat Hasil Redistribusi Tanah
Wamen ATR/BPN Surya Tjandra menyerahkan sertifikat tanah hasil dari program Redistribusi Tanah kepada masyarakat di Desa Lancang Kuning.
Program Kementerian ATR/BPN Tetap Berjalan dengan Strategi
Kementerian ATR/BPN melalui Direktorat Jenderal Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan memaparkan bahwa program agraria masih berjalan.
0
Pemerintah Bentuk Satgas Penanganan PMK pada Hewan Ternak
Pemerintah akan bentuk Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) untuk menanggulangi PMK yang serang hewan ternak di Indonesia