Menpora Dukung Egy Taklukkan Eropa, Anak Medan Ini Akui Terkendala Bahasa

Menpora dukung Egy taklukkan Eropa, anak Medan ini akui terkendala bahasa. "Kecuali saya diajak ngobrol pakai bahasa Inggris, saya baru merespons," ujarnya.
MENPORA BERTEMU EGY: Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi (tengah) bersama Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta (kiri), Pemain Timnas Indonesia U-19 Egy Maulana Vikri (kedua kanan), Agen Egy Maulana, Dusan Bogdanovic (kanan) dan Orang Tua Egy Maulana, Bagja (kedua kiri) berfoto bersama usai pertemuan di Kantor Kemenpora, Jakarta, Jumat (5/1). Pertemuan tersebut membahas Egy Maulana Vikri yang akan segera mewujudkan mimpinya bermain di salah satu club di Eropa. (Foto: Ant/Galih Pradipta).

Jakarta, (Tagar 5/1/2018) – Egy Maulana Vikri, pesepak bola muda Indonesia, mengaku terkendala bahasa asing selain bahasa Inggris ketika menjalani latihan di sejumlah klub Eropa sepanjang 2017 guna menyiapkan karir profesionalnya.

"Sebetulnya introspeksi buat diri saya sendiri karena kadang saya masih salah posisi. Saya baru menyadari setelah ada orang yang menggunakan bahasa Inggris dan lebih banyak memperhatikan mereka bermain," kata Egy setelah menemui Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi di Jakarta, Jumat (5/1).

Pemain tim sepak bola nasional U-19 itu juga mengaku lebih banyak diam di ruang ganti pemain ketika berlatih di sejumlah klub sepak bola di Eropa.

"Kecuali saya diajak ngobrol pakai bahasa Inggris, saya baru merespons," ujar Egy.

Dia mengaku tidak mempersoalkan posisi ketika bermain di klub sepak bola di Eropa selama masih mampu berkarir di benua biru itu. "Sebenarnya, orang Indonesia punya kemampuan untuk bermain di Eropa. Hanya mental dan daya tahan saja yang dibutuhkan," ujarnya.

Pemain asal Medan, Sumatera Utara itu belum bersedia menyebut klub idamannya di Eropa meskipun menekankan aspek kenyamanan saat berlatih dan bertanding untuk klub itu.

"Saya hanya mengikuti proses ketika berada di Eropa nanti. Saya masih harus menunggu satu hingga dua bulan mendatang," ujar Egy tentang keputusan terkait klub yang akan menjadi pilihannya.

Egy mengaku bersedia belajar bahasa asing sebagai bekal untuk meraih cita-citanya bermain di klub sepak bola di Eropa.

Pemain berusia 17 tahun itu mengatakan telah mencoba berlatih di sejumlah klub sepak bola di tujuh negara Eropa sepanjang 2017.

"Ada Spanyol, Jerman, Polandia, Prancis, Portugal, dan Italia," terangnya.

Dukungan Menpora

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menyatakan dukungannya kepada Egy Maulana Vikri untuk bermain sebagai pemain profesional di benua Eropa setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Olahraga Ragunan, Jakarta.

"Kami akan mendukung cita-cita Egy untuk menaklukkan Eropa dan dunia. Kami memberikan ruang bagi dia untuk memilih klub dan negara mana yang sesuai," kata Menpora.

Menpora mengatakan, dukungan kepada Egy dilatarbelakangi pemain asal Medan, Sumatera Utara itu masih bersekolah di SKO Ragunan.

"Pilihan Egy untuk memilih klub sepak bola dan negara tertentu di Eropa tentu ada pertimbangan seperti soal psikologis dan bahasa. Dia masih punya waktu satu hingga dua bulan untuk memutuskan klub dan negara pilihannya," kata Menpora.

Meskipun mendukung Egy untuk bermain secara profesional di Eropa, Menpora mengingatkan pemain berusia 17 tahun itu harus tetap kembali dan mendukung tim sepak bola nasional jika negara membutuhkannya.

"Bermain di mana pun, itu adalah hak warga negara. Tapi jika timnas membutuhkan, termasuk dalam pertandingan Asian Games, Egy harus pulang," tutur Menpora.

Bukan hanya Egy, Menpora berjanji akan mendukung pemain-pemain muda sepak bola nasional yang akan berkarir di luar negeri agar sepak bola Indonesia mendapatkan tambahan pengalaman dan kemampuan teknik bermain.

"Selain Egy, ada pemain-pemain muda yang lain seperti Witan Sulaeman. Kami ingin banyak pemain bertalenta seperti mereka demi masa depan sepak bola Indonesia," ujar Menpora.

Sementara, Egy mengaku belum memutuskan klub sepak bola maupun negara yang akan menjadi labuhan pertamanya berkarir secara profesional.

"Saya hanya mengikuti proses ketika berada di Eropa nanti. Saya masih harus menunggu satu hingga dua bulan mendatang," kata Egy yang mengaku menambah kemampuan berbahasa Inggris untuk mendukung cita-citanya "merumput" di Eropa. (ant/yps)

Berita terkait
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.