Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengunjungi Apple Academy yang berlokasi di Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan. Dalam kunjungan ini, Menko Luhut melihat fasilitas pendidikan gratis dari Apple untuk mengembangkan developer-developer teknologi dan aplikasi di Indonesia.
“Saat ini semua kementerian dan lembaga wajib hukumnya untuk melaksanakan digitalisasi dan artinya para pemangku kepentingan semua harus paham caranya. Jadi, pendidikan seperti ini akan jadi sangat sangat penting. Apple Academy ini sangat startegis posisinya supaya semua bisa digitalized,” tutur Menko Luhut, Jumat, 21 Mei 2021.
Manager Government Affairs Apple Indonesia, Mirza Natadisastra menjelaskan, pengembangan Apple Academy ini merupakan komitmen investasi Apple di Indonesia dan fokus pada pengembangan sumber daya manusia.
Kita butuh orang yang paham dan mendukung digitalisasi. Jadi, kita butuh tempat macam ( Apple Academy ) ini. Jangan hanya buat di kota-kota besar, tapi juga mencerdaskan di daerah-daerah juga agar terjadi keseimbangan.
Saat ini, Apple Academy hanya ada 3 negara, yaitu Brazil, Italia, dan Indonesia yang menjadi satu-satunya negara di Asia. Apple Academy memiliki kapasitas Jakarta 200 orang, di Batam 100 orang, dan Surabaya 100 orang dan total 400 orang setiap batch nya. Semua orang yang akan mengikuti program akan diseleksi dan harus mengikuti sepuluh bulan pelatihan intensif Februari-Desember, Senin-Jumat minimal 4 jam sehari.
“Saat ini Apple Academy sudah berjalan selama empat tahun ini dan kita melihat bahwa saat ini tengah populer tren teknologi dan digital. Apple Academy bukan hanya sekedar training school, sertifikasi, atau coding school. Apa yang kita bawa adalah sama dengan Research and Development (RnD) seperti di California. Kita ingin mulai dari seperti apa tempat yang bisa melahirkan inovasi-inovasi yang di luar biasa,” ungkap Mirza.
Terkait hal ini, Menko Luhut menegaskan, di masa pandemi kebutuhan untuk digitalisasi sangatlah tinggi. Sehingga tempat seperti Apple Academy ini penting untuk membantu mempercepat proses digitalisasi di Indonesia, disemua sektor.
“Sekarang kan kebutuhan digitalized tinggi, sehingga kebutuhan mencerdaskan ini menurut saya hanya 400 orang ini kecil. Tentu akan ada hambatan seperti SDM pengajar atau infrastruktur," sebut Menko Luhut.
"Kalau kurikulum sudah ada dari Apple, tapi dengan pengalaman digitalisasi selama pandemi ini tidak akan menjadi masalah dan malah menghemat biaya dan waktu. Proses pengambilan keputusan sekarang bisa melewati zoom dan jadi prosesnya cepat, tidak terbayang ini sebelum pandemi Covid-19,” sambungnya.
Mirza menambahkan, menurutnya, RnD akan dikolaborasikan dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), hubungan dan programnya akan berfokus pada pengembangan sumber daya manusia dan inovasi yang bisa diukur dan ada nilai kontribusinya.
“Kita punya lokasi untuk RnD di Indonesia untuk membuktikan kita memiliki accountabilty dan knowledge serta transfer teknologi yang kita bawa dari California. Mereka selama 10 bulan mereka akan menjalani beberapa cycle project mulai mencari ide dan kolaborasi membuat tim. ketika mereka memiliki ide, mereka akan memiliki ownership,” ucap Mirza.
Seperti yang diungkapkan Menko Luhut, untuk digitalisasi dari segi infrastruktur dan kurikulum RnD sudah disediakan oleh Apple. Di sisi lain, Mirza menambahkan bahwa jika di Indonesia, Apple Academy ini juga harus bisa berdampak pada industri dan menghasilkan output untuk Indonesia dikaitkan dengan TKDN.
“Kita membuka mindset bahwa TKDN tidak hanya membicarakan manufaktur tapi juga bisa terkait ekosistem untuk menghasilkan inovasi. Untuk inovasi diperlukan infrastruktur fisiknya dulu dan kita buktikan bahwa kita punya desain yang sudah kita research itu terkait dengan inovasi dan bisa dilihat elemen-elemen apa saja yang ada di Apple Academy ini,” ungkap Mirza.
Sementara dampak industri dan output yang diharapkan dari Apple Academy ini yaitu terciptanya lapangan kerja di Indonesia. Sekarang indonesia menjadi patokan dari Apple Academy yang sudah ada. Sedangkan dari sisi dampak industri, ini terbuka untuk umum siapapun boleh mendaftar meskipun tidak memiliki basic coding.
“Untuk tahun ini 400 orang yang bergabung tahun ini pendaftarnya itu dari 80 kota di Indonesia dan yang kita cari adalah orang yang memiliki motivasi untuk skilling-up dan untuk belajar tidak terbatas umur dan profesi. Setelah lolos seleksi tidak ada biaya untuk bergabung dengan program kita semuanya selama 10 bulan peralatan dan uang saku kita siapkan," terang Mirza.
- Baca juga : Menko Luhut Ajak Masyarakat Jadi Brand Ambassador Produk Lokal
- Baca juga : Menko Luhut Teken Nota Kesepahaman Peningkatan Pariwisata The Nusa Dua
"Dari 400 orang se-Indonesia itu lewat zoom dan semua harus kenal karena kita tidak tahu ide apa yang akan muncul di masing-masing orang. Jadi, sekarang demografinya luar biasa dan tujuan utama kita adalah kolaborasi. Semakin demografik kita semakin bervariasi, semakin diverse hasinya luar biasa output nya. Ini yang dijadikan patokan dan hasilnya di Indonesia jauh dengan Brazil dan italia,” lanjutnya.
Menko Luhut menutup diskusi dengan harapan bahwa akan bertumbuhnya pendidikan-pendidikan seperti Apple Academy ini untuk mendorong digitaliasi di Indonesia.
“Kita butuh orang yang paham dan mendukung digitalisasi. Jadi, kita butuh tempat macam ( Apple Academy ) ini. Jangan hanya buat di kota-kota besar, tapi juga mencerdaskan di daerah-daerah juga agar terjadi keseimbangan,” sebut Menko Luhut. []